Usulkan Satu Alat Fogging di Setiap Desa

TRIBUNJAMBI.COM, MUARABULIAN - Wakil ketua DPRD Batanghari Elvisina meminta kepada Dinas Kesehatan, untuk mengusulkan pembelian alat fogging untuk setiap desa pada anggaran 2018.

Mengingat wilayah Batanghari ini endemis untuk berkembang biak nyamuk demam berdarah dengue (DBD), ini ditandai dengan banyaknya penderita DBD setiap tahunnya. Selama ini, warga harus meminta dinas terkait untuk melakukan fogging, baru setelahnya dilakukan fogging oleh petugas.

Menurut Elvisina, harga alat fogging itu tidak terlalu mahal, dibandingkan dengan alat perontok padi atau bajak sawah yang dimiliki setiap kelompok tani yang harganya mencapai ratusan juta. "Mesin fogging kami rasa tidak terlalu mahal harganya, maka dari itu kita minta pihak dinkes segera mengusulkan untuk anggaran 2018," ujarnya.

Saat ini di Batanghari ada 110 desa dan kalau bisa satu desa satu mesin fogging nyamuk.

Pihak DPRD akan mem-back up di badan anggaran untuk usulan pembelian mesin fogging.

"Kalau sudah diusulkan kita siap mem-back up di badan anggaran untuk pembelian mesin fogging," tegas Elvisina.

Elvisina mengatakan jika nanti mesin fogging jadi dianggarkan dan sudah disahkan dalam APBD Batanghari maka untuk biaya operasional kita serahkan ke desa.

"Dinkes hanya menyiapkan mesin fogging saja, untuk operasional arahkan ke desa karena sudah ada dana desa,"ujarnya.

Terpisah Plt Kepala Dinas Kesehatan Batanghari dr Elfi Yenni menyambut baik usulan dari pihak dewan.

"Nanti akan kita usulkan untuk pembelian mesin fogging apalagi dewan siap back up anggaran untuk mesin fogging," katanya.

Menurut Elvi sebenarnya cara fogging itu bukan efektif untuk pemberantasan nyamuk, fogging hanya membunuh nyamuk besar saja sedangkan jentik nyamuk tidak mati.

"untuk membasmi nyamuk aides aegypti harus dengan 3 M yakni menguras, membasmi tempat penampungan air yang bisa menyebankan tumbuhnya jentik nyamuk dan menutup dengan rapat tempat penampungan air," ujarnya.