EDITORIAL

Menanti KA Trans Sumatera

Artinya mimpi Jambi untuk memiliki transportasi kereta api yang sudah lama didambakan sebentar lagi menjadi kenyataan.

Editor: Duanto AS

TRANSPORTASI darat bernama kereta api (KA) agaknya masih asing di telinga masyarakat Provinsi Jambi. Karena sejauh ini angkutan kereta api belum "kelayapan" di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah ini. Jangan heran kalau selama ini masyarakat Jambi cuma "berkhayal" memiliki angkutan barang dan penumpang, berbiaya murah.

Seiring itu berembus kabar gembira bahwa Provinsi Jambi menjadi satu di antara provinsi di Sumatera kecipratan mega proyek Kereta Api Trans Sumatera. Jalur yang membentang dari Provinsi Aceh hingga Lampung melewati Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Sumsel.

Artinya mimpi Jambi untuk memiliki transportasi kereta api yang sudah lama didambakan sebentar lagi menjadi kenyataan. Provinsi Jambi tidak menjadi daerah "termarginalkan" dari pembangunan infrastruktur kereta api.

Harus diakui selama ini memang yang paling masif pembangunan infrastruktur kereta api terjadi di Pulau Jawa. Bagi Provinsi Jambi, pembangunan jalur KA di wilayah sama sekali baru ini adalah momentum paling tokcer untuk menggelorakan geliat perekonomian kerakyatakan.

KA adalah simbol angkutan rakyat, karena transportasi kereta api mudah dijangkau rakyat. Kereta api menjadikan angkutan barang dan penumpang low cost.

Lebih dari pada itu, dampak positifnya paling banyak dari kereta api diantaranya mempermudah aktivitas ekonomi rakyat lintas wilayah melalui konektivitasnya.

Kalau di Sumatera Selatan kereta api memegang peran penting. Selain angkutan penumpang sesuai kelasnya, juga untuk angkutan barang yang murah.

Misalnya, PT Bukit Asam (bergerak tambang batubara) kerjasama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI), untuk transportasi batubara sepanjang 307 kilometer dari lokasi tambang Tanjung Enim menuju Pelabuhan Tarahan dan Pelabuhan Kertapati, Palembang. Batubara tadi tidak diangkut pakai mobil seperti di Jambi, melainkan diangkut melalui kereta api batubara rangkaian panjang (KA Babaranjang). Hal sama juga diterapkan di Provinsi Sumatera Barat.

Pembangunan infrastruktur kereta api adalah tolok ukur kemajuan suatu wilayah. Khusus untuk Provinsi Jambi ini menjadi peluang untuk mendorong pertumbujan ekonomi.

Seperti dikemukakan Kasub Bidang Sarana dan Prasarana Bappeda Provinsi Jambi, Alfiansyah, di Jambi nanti akan ada dua jalur kereta khusus trans Sumatera untuk penumpang melintasi empat stasiun sepanjang 200 kilometer. Untuk pembebasan lahan akan dilakukan di 2018.

Mantan Kadis Perhubungan Jambi, Sapto Edy pernah mengatakan Pemprov Jambi sudah memiliki tim bersama pemerintah pusat untuk melakukan sosialisasi pembebasan lahan di lokasi yang akan dibangun RKA ditargetkan selesai 2019. Kata dia pemprov hanya mendanai biaya tentang studi LARAP. Pembebasan lahan, beli tanah dia, rel, kereta api didanai pemerintah pusat.

RKA Trans Sumatera itu untuk angkutan barang dan orang. Hanya saja pembangunan RKA di Jambi dilaksanakan terakhir. Begitu juga pembangunan jalan tol Jambi dapat jatah terakhir. Total dana untuk RKA itu Rp 22 triliun untuk 2.000 kilometer membentang dari Aceh ke Lampung. Artinya khusus Provinsi Jambi hampir Rp 2 triliun untuk pembangunan RKA.

Masih ingat tembang lawas untuk anak-anak, "Naik kereta api, Tut...tut..tut siapa hendak turut..". Nah, kita berharap semoga anak cucu kita kelak benar-benar bisa menikmati kereta api "beneran", bukan seperti tembang Naik kereta api, tut...tut.tut tadi, hanya tembang pelipur lara. (*)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved