Kesulitan Kuburkan Jenazah, Warga Beli Tanah Sendiri
KUALA TUNGKAL, TRIBUN – Warga Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat kini terpaksa membeli tanah
Penulis: Hendri Dunan | Editor: ridwan
Laporan wartawan Tribun Dunan
KUALA TUNGKAL, TRIBUN – Warga Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat kini terpaksa membeli tanah yang akan digunakan sebagai makam sejak jauh‑jauh hari. Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang ada di sana nyaris jenuh bahkan disebut sudah penuh.
Bahkan, bila pun masih ada tanah kosong di TPU, itu hanya menyisakan beberapa meter saja. Sulitnya warga memperoleh petak makam diakui oleh Mardiansyah, warga Kuala Tungkal. Dalam suasana duka, ia harus membeli tanah untuk makam menjelang pemakaman keluarganya.
Kepada Tribun ia mengaku bahwa beberapa bulan lalu keluarganya ada yang meninggal dunia. Ketika hendak dimakamkan, ternyata lokasi makam TPU Darussalam di lingkungannya sudah penuh. Akhirnya, pihak keluarga pun harus membeli sepetak tanah khusus hanya untuk pemakaman itu saja.
“Kami terpaksa membeli tanah makam sendiri. Karena kuburannya sudah penuh. Tidak ada tanah yang bisa digunakan,” ungkap Mardiansyah, Jumat (10/2).
Tanah yang dibeli keluarganya tersebut berada di samping pemakaman umum. Tapi, itu pun tak gampang karena harus melalui perundingan serius. Sebab, karena kondisi mendesak, maka pemilik tanah pun bersedia melepaskan tanahnya untuk dibeli dan dijadikan makam.
Bukan hanya Mardiansyah, warga lain, Agau atau Suhairi juga mengutarakan hal serupa. Bahkan Agau yang tinggal di samping tanah TPU juga telah membeli tanah makam untuk dirinya dan sang istri.
Pembelian itu sudah dilakukannya sejak beberapa tahun lalu. “Makam ini sudah penuh sejak 15 tahun lalu. Bahkan aku sudah membeli tanah untuk makam aku sendiri sejak beberapa tahun lalu. Karena sudah tidak ada lagi tanah yang tersisa,” ucapnya merujuk TPU di dekatnya yang sudah ada sejak tahun 1926.
Untuk mendapatkan tanah petak makam, Agau harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 2,5 juta. Uang itu sudah termasuk biaya tanah dan upah gali. Masih seturut pengakuan Agau, bahwa ada juga 20 orang lain yang sudah membeli tanah untuk makan dirinya sendiri di sana. “Saya memilih lokasi ini karena memang dekat dengan rumah dan mesjid,” ujar Agau.
Warga lain yang tidak ingin disebutkan namanya, mengaku sangat sedih melihat warga yang meninggal dunia di dalam Kota Kuala Tungkal ini. Menurutnya, setiap kali ingin mencari tempat pemakaman umum, warga selalu kesulitan, karena TPU yang ada juga sudah padat. Sehingga warga terpaksa memakamkan warga yang meninggal di lokasi yang sangat memperhatinkan yaitu berlumpur atau berair.
“Jadi kemarin itu ada warga yang meninggal, saya melihat warga memakamkan jenazah itu di TPU Jalan Kelapa Gading, sedih sekali karena berlumpur dan jauh ke tengah. Karena lokasi dilihat sudah padat,” ungkapnya.
Penelusuran Tribun di sejumlah pemakaman umum di Kuala Tungkal, kondisinya memang kini sudah hampir penuh. Bahkan, beberapa makam yang sudah penuh pun masih digunakan sehingga terjadi tumpang tindih makam.
