FOTO: Berhubungan Intim dengan Robot dan Seks Jarak Jauh

Apakah Anda akan berhubungan seks dengan robot? Apakah Anda akan menikah dengan robot? Apakah robot punya hak untuk menolak?

Editor: Nani Rachmaini
Kompas.com
Ilustrasi. Robot Jia Jia dibuat dalam ukuran manusia sesungguhnya dengan detil yang menakjubkan 

TRIBUNJAMBI.COM - Apakah Anda akan berhubungan seks dengan robot? Apakah Anda akan menikah dengan robot? Apakah robot punya hak untuk menolak?

Begitulah beberapa pertanyaan dalam konferensi kedua bertema Cinta dan Seks dengan Robot, yang digelar di Universitas Goldsmiths, London, setelah pemerintah Malaysia -tempat awal untuk konferensi- melarang penyelenggaraanya.

Masalah ini tentu bukan hanya kontroversial di negara-negara yang konservatif, juga di negara-negara liberal.

Konferensi di London tidak dihadiri perwakilan dari industri seks, juga tidak menampilkan robot seks, sehingga menimbulkan pertanyaan beberapa peserta.

Bagaimanapun perdebatan tetap hangat menyangkut semakin dekatnya robot seks dalam kehidupan manusia.

RealDolss -perusahaan pembuat mainan seks yang berbasis di California- mengatakan akan meluncurkan boneka seks yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan tahun depan.

Jika terwujud, maka akan menjadi salah satu bukti dari yang sudah sejak lama diperkirakan oleh Dr David Levy tentang robot cerdas yang 'tampak seperti manusia'.

s

Dr David Levy menerbitkan buku berjudul Cinta dan Seks dengan Robot pada tahun 2007.

Dalam pidato penutupan konferensi, dia menegaskan kembali hubungan intim dengan robot.

"Kita punya teman robot, dan pasangan robot merupakan kelanjutan yang logis dari kecenderungan itu."

"Dalam waktu 10 tahun mendatang, secara sempurna perangkat lunak bisa menciptakan satu teman robot, yang diharapkan seseorang sebagai pasangan: sabar, baik, mencintai, dipercaya, menghormati, dan tidak mengeluh," jelasnya.

Seks jarak jauh

Gagasan tentang pasangan untuk manusia yang bisa diprogram tentu memicu pertanyaan etik dan Dr Levy menyadari bahwa hukum tidak akan mengakui robot sebagai manusia.

Walau gagasannya masih terlalu jauh, sepanjang tahun 2016 ini sudah dibentuk beberapa panel untuk membahasnya, yang terdiri dari perwakilan industri teknologi, akademisi, dan pemerintah.

Konferensi di Universitas Goldsmiths juga menjadi forum perdebatan yang hangat dengan penyampaian beberapa kajian tentang teledildonics -atau teknologi yang memungkinkan dua orang atau lebih terlibat dalam kegiatan seks secara terpisah- maupun haptic sex toys atau mainan seks yang bisa menyentuh seseorang.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved