Gaya Hidup

Segini Biaya yang Perlu Anda Siapkan Jika Ingin Kongkow di Kafe-kafe Jambi

Kalangan anak muda juga pengusaha di Jambi semakin terbiasa nongkrong di kafe. Itu seiring semakin

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Fifi Suryani
TRIBUN JAMBI/HANIF BURHANI

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kalangan anak muda juga pengusaha di Jambi semakin terbiasa nongkrong di kafe. Itu seiring semakin banyaknya spot yang tak sekadar menjual menu tapi juga menjual suasana nyaman hadir di Jambi.

Kafe dianggap sebagai tempat yang nyaman menghabiskan waktu, dan menjadi gaya hidup kekinian. Mereka tak lagi mempermasalahkan tarifnya yang relatif tinggi. Masyarakat urban ini hadir ke kafe dengan beragam alasan. Mulai dari sekadar nongkrong bareng, atau bahkan mengerjakan tugas kuliah. Tak sedikit pula yang demi urusan bisnis.

Rizki Ananda, seorang pengusaha muda di Jambi, mengaku kerap nongkrong dengan rekan bisnis maupun teman kerja di kafe, lantaran merasa lebih nyaman. Dia bilang harga yang harus dibayarnya relatif sebanding dengan suasana dan pelayanan yang didapatkannya.

"Pada dasarnya saat nongkrong di kafe yang kita beli itu suasana dan gaya hidup," kata Rizki kepada Tribun, Kamis (11/8).

Dia mengaku mengeluarkan uang ratusan hingga jutaan rupiah setiap nongkrong bareng teman atau rekan bisnis. Pengeluaran itu sangat tergantung pada kafe yang ditongkrongi.

Dia bilang beberapa kafe di Jambi mematok harga tinggi untuk makanan dan minuman yang dinikmati di sana. Ada juga kafe yang harga menunya tidak berbeda jauh dengan yang dijual di warung. "Misalnya segelas kopi hitam, ada yang cuma Rp 10 ribu secangkir, ada juga yang empat kali lipat," kata dia.

Diungkapkannya, untuk nongkrong empat orang saja, setidaknya harus menyiapkan uang Rp 500 ribu. "Itu baru makan dan minum yang standar, dan di kafe yang biasa‑biasa," ujarnya. Sementara bila menikmati di kafe yang kelasnya sudah menengah atas, ucapnya, bisa jadi biaya per orang sekitar Rp 200 ribu. Dia juga menyebut tarifnya akan berbeda lagi bila di kafe yang menyediakan minuman beralkohol, harga jauh lebih tinggi.

Menurutnya, ada beberapa kafe di Jambi yang cukup representatif untuk nongkrong bareng teman dan rekan bisnis. Kalau bareng rekan bisnis, ucapnya, dia memilih sebuah kafe yang berada di Jalan Hayam Wuruk. "Sebab di situ ada ruangan yang privat, jadi bisa bicarakan apa aja di sana tanpa orang lain tahu," ungkapnya. Sementara bilang nongkrong bareng teman, dia memilih yang ada live music.

Pebisnis di bidang jasa yang bermitra dengan pemerintah dan perusahaan swasta itu mengatakan, bicara bisnis di kafe sudah menjadi hal yang umum terjadi di Jambi. Hal ini juga seiring dengan semakin pluralnya masyarakat Jambi dan kota yang kian berkembang. "Gaya hidupnya sudah menyerupai kota‑kota besar," ucapnya.

Pria yang sudah hampir sepuluh tahun menetap di Jambi itu menambahkan, beberapa kafe di Jambi masih belum memperhatikan kebutuhan pelanggannya. "Misalnya tidak memiliki ruangan yang bisa menjaga privasi. Padahal itu sangat dibutuhkan bagi yang ingin ngobrol serius," terangnya.

Lain pengusaha lain pula mahasiswa. Di tengah tuntutan deadline merampungkan tugas kuliah, kafe kadang jadi tempat berlabuh. Di sana, sembari menyeruput kopi mereka menekuni laptop.

"Biasa kalau buat tugas di rumah sering buntu ide, tapi kalau di tempat yang enak dipandang ataupun suasana yang nikmat tentu akan menambah ide untuk membuat tugas," kata Agung.

Bahkan bila ingin hangout bersama temannya, dalam seminggu cukup sering ia ke kafe. Meski rela merogoh kocek namun hal tersebut tidak menyurutkan niatnya untuk berkumpul bersama temanya.

"Apa lagi tempatnya nyaman dan strategis, bisa berjam-jam nongkrong dengan teman," kata Agung.

Menurutnya saat ini tempat hangout di Kota Jambi sudah banyak dengan harga yang bersaing. Kata dia, untuk yang sesuai dengan kantong dengan modal sekitar Rp 30 ribu sudah bisa minum di kafe berjam-jam.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved