Soimah Kehilangan Ayah, Ibu, dan Adik
Suara tangis menggema saat empat jenazah tiba di Masjid Al-Ikhlas Desa Sukandebi, Kecamatan Namanteran,
Ia berharap, penderitaan akibat luncuran awan panas dan erupsi Gunung Sinabung segera berakhir. Ia meminta segera direlokasi agar dapat hidup tenang.
"Saya pengin punya kehidupan yang layak seperti dulu. Jangan sepelekan kami yang sedang susah ini. Sebenarnya terpaksa kami ke ladang, karena enggak punya uang," katanya.
Mamak Fatmawatin (52), warga Desa Gamber menceritakan, guguran awan panas pertama kali muncul pukul 14.30 WIB. Warga panik dan berhamburan keluar kampung.
"Sejak guguran awan panas pertama warga pada lari menjauh. Jadi, yang punya kendaraan itu lebih dahulu keluar dari zona merah ini," ujarnya.
Ia mengaku, begitu melihat ada aktivitas Gunung Sinabung di tengah hujan deras, langsung membereskan jualan. Tidak lama kemudian, suaminya datang menjemput dan dibawa ke kawasan Berastepu naik truk.
"Suami saya sedang memelihara lembu. Buru-buru kami pulang. Semua barangku langsung diangkat ke dalam truk. Aku disuruh naik ke atas bersama warga lainnya. Kami dibawa ke lapangan di Berastepu," katanya.
Setelah itu, beberapa pemuda kembali ke Desa Gamber. Tidak lama kemudian diketahui ada beberapa korban jiwa dan luka bakar serius.
"Yang meninggal ini sebagian jemput istri dan keluarganya. Makanya, masih ada hubungan keluarga. Pertama kali ditemukan meninggal Karmal Sembiring," ujarnya.
Ia menuturkan, berdasarkan informasi yang diperolehnya tatkala awan panas meluncur Karmal berada di luar kampung.
Karena itu, dia berupaya masuk ke dalam kampung untuk menjemput istrinya.
"Tapi, Karman Sembiring terkena awan panas langsung. Sedangkan istrinya Cahaya Beru Tarigan sedang krisis. Kalau korban lainnya Nani Beru Sitepu meninggal sama anak, suaminya Ibrahim Sembiring, sempat krisis," katanya.
Tapi, setelah menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik, Medan, Ibrahim dan Persada Ginting meninggal, Minggu pagi, lantaran mengalami luka bakar serius di sekujur tubuh mereka.
Tujuh Meninggal
Guguran awan panas Gunung Sinabung mengakibat tujuh warga Desa Gamber, Kecamatan Simpang Empat meninggal dunia. Dandim 02/05 Kabupaten Tanah Karo Letkol Inf Agustatius Sitepu mengatakan, dua warga dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik. Karena itu, personel TNI akan menjaga pintu masuk menuju Desa Gamber.
"Yang meninggal terakhir Persada Ginting (55) dan Ibrahim Sembiring. Keduanya meninggal di Rumah Sakit Adam Malik," katanya di Desa Gamber, Minggu pagi.