Eksklusif Tribun Jambi

Mahasiswa FIB dan FKIP Unja Berebut Ruang Kuliah

Coretan keluhan sejumlah mahasiswa terpampang jelas di dua buah papan white board yang terletak di sebuah lorong

Penulis: Jaka Hendra Baittri | Editor: Fifi Suryani
TRIBUN JAMBI/HANIF BURHANI

"Itu harus dipersiapkan, berangsur-angsur bisa. Berbeda dengan sendratasik yang memang harus ada alatnya sejak awal," ungkapnya.

Yusdi mengatakan mereka mempunyai perpustakaan kecil sekaligus laboratorium. Selain itu ada satu kelas belajar dan sepetak tanah untuk praktik di lapangan. Letaknya ada di belakang gedung G ini.

Dia mengakui semua penjaringan kerjasama dengan instansi yang terkait arkeologi prodi dan mahasiswa melakukan iuran sendiri.

Kuliah-kuliah lapangan hingga kegiatan mahasiswa tidak lagi berharap pada fakultas, meski pun itu hak mereka dan kewajiban fakultas.

"Alhamdulillah kita tidak pernah ada bantuan dana dari fakultas untuk kegiatan-kegiatan kita," ungkap Yusdi.

Menurutnya tidak ada yang perlu disalahkan, hanya saja perlu sinkronisasi dan duduk bersama.

Khairinal selaku dekan FIB Unja sendiri saat dihubungi Tribun mengarahkan agar Tribun menemui rektor.

Yusdi menambahkan meski banyak kekurangan, namun pihaknya berupaya melengkapi diantaranya dengan membuat perpustakaan. Namun diakuinya, buku-buku dan literatur yang ada di pustaka tersebut merupakan sumbangan dari pihak luar FIB maupun Unja.

"Memang kami hanya punya satu kelas. Semester besok kami hanya menerima 20 orang, sementara sebelumnya kami menerima sampai 40 mahasiswa," katanya.

Tak hanya fasilitas penunjang kuliah, mahasiswa juga mengeluhkan soal gedung yang tak kunjung mereka miliki.

Bagaimana sikap Gubernur terkait persoalan yang terjadi di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jambi? Simak terus informasinya hanya di Tribunjambi.com.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved