Dosen Unair yang Tewas Terjun Bebas dari Tower ITS
Saat memasuki proyek itu, Romli melihat Laba sudah tidak bernyawa dengan posisi telentang.
TRIBUNJAMBI.COM, SURABAYA - Civitas akademika Universitas Airlangga Surabaya berduka cita. Seorang dosen Fakultas Kedokteran Hewan bunuh diri dengan cara terjun bebas dari MIPA Tower ITS Surabaya, Kamis (24/9/2015) sore.
Informasi yang dihimpun SURYA.co.id di lokasi kejadian, dosen tersebut bunuh diri. Nama lengkapnya adalah Prof Dr Ngakan Ketut Laba Mahaputra MSc drh.
Suasana kampus Institut Teknologi 10 November (ITS) Surabaya sedang sepi saat Laba Mahaputra (62) tiba di kampus itu, Kamis (24/9/2015) petang. Tidak ada aktivitas apa pun di ITS karena sedang libur Idul Adha.
Tidak ada yang mengetahui korban masuk gedung yang sedang proses pembangunan itu.
Kapolsek Sukolilo, Kompol Noerjanto mengaku belum mengetahui dari lantai berapa korban meloncat.
Saksi Romli (29) menemukan korban sudah telentang tidak bernyawa di dasar gedung.
"Karena kondisinya sepi, tidak ada yang tahu korban masuk gedung. Kami masih mencari saksi lain, mungkin ada yang sempat melihat korban," kata Noerjanto.
Petang itu Romli baru tiba di ITS setelah menikmati liburan Idul Adha. Sebagaimana pekerja lainnya, Romli menginap di proyek tersebut. Sebab, kontraktor menyediakan mess bagi pekerjanya di dalam proyek.
Saat memasuki proyek itu, Romli melihat Laba sudah tidak bernyawa dengan posisi telentang. Romli langsung melaporkan keberadaan jenazah itu ke pihak keamanan kampus, dan dilanjutkan laporan ke Mapolsek Sukolilo.
"Dugaan sementara, korban mengalami sakit syaraf," pungkas Kompol Noerjanto.
Kapolsek Sukolilo, Surabaya, Kompol Noerijanto mengatakan, keluarga Prof Dr Ngakan Ketut Laba Mahaputra MSc (62), belum tahu pasti penyakit yang Guru Besar Universitas Airlangga Fakultas Kedokteran Hewan itu.
Yang pasti, penyakit itu sudah diderita bertahun-tahun dan saat diobatkan belum ada yang bisa memastikan jenis penyakitnya.
Suryadi (60), salah satu satpam yang bertugas di sekitar area mengatakan, sebenarnya gedung yang belum rampung itu terlarang bagi orang luar. Namun, karena kemarin libur, tak ada pengawasan di sekitar.
Gedung itu, kata dia, sedang dalam penggarapan tahap ketiga yang dimulai sekitar Juli 2015. Tahap pertama pengerjaan sekitar dua tahun lalu.
“Kalau ada yang jaga, biasanya tidak boleh orang asing masuk sini. Apalagi kalau sampai naik tangga. Soalnya berbahaya, bangunannya saja belum selesai,” ucap Suryadi.
Menurut salah satu pekerja, Andi Irwanto (24), tak ada pekerja yang berjaga di lokasi saat kejadian karena sedang libur Idul Adha. Meski tak pulang ke rumah, pekerja pada hari itu lebih banyak mengabiskan waktu di tempat peristirahatan.