Kisah Tragis Angeline
Menangis di Pundak Ibu, Agus Tai Beri Pengakuan Ini Terkait Engeline
Tangis Agus Tai Handamai (24) pecah begitu memasuki ruang rapat Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Bali.
Pria tamatan kelas III SD ini lantas bercerita terkait pembunuhan Engeline menurut versinya.
Pengakuan Agus itu, sebagian sebetulnya sudah pernah diungkapkan sebelumnya melalui pengacara Agus, Haposan Sihombing.
Agus mengisahkan, pada hari Sabtu (16/5/2015) sekitar pukul 07.00 Wita, ia seperti biasa menjalankan tugasnya memberi makan ayam di kandang bagian belakang kediaman Margriet di Jalan Sedap Malam 26 Denpasar.
Saat itu, ia sempat melihat Engeline sedang memberi makan ayam di depan kamar Margriet.
Ia pun melanjutkan tugasnya mengepel kemudian memberi minuman ayam.
Setelah memberi minum ayam, Agus menuju kamarnya untuk mengambil peralatan kerjanya di antaranya, gergaji, palu, paku, dan parang.
Namun, Agus tak menemukan parang yang biasa digunakan saat bekerja.
"Saat sedang cari parang, saya dengar Engeline menangis histeris di kamar Margriet dan bilang 'mama lepasin saya'.
Nangisnya tidak begitu lama," ujar Agus.
Sekitar pukul 09.00 wita, Margriet memanggil Agus ke kamarnya.
Betapa kaget Agus ketika ia melihat Engeline telah terkapar bersimbah darah di lantai kamar Margriet.
"Saya sempat rangkul anak itu. Dia tidak bergerak lagi, matanya juga dalam keadaan terbuka," kata Agus.
Menurut Agus, Margriet lantas mengancamnya agar tidak memberitahukan keadaan Engeline itu pada siapapun.
Jika terbongkar, Agus harus mengaku memperkosa dan membunuh Engeline.
"Kalau kamu sampai buka rahasia, kamu akan dibunuh sama orang-orangku, lalu dia berjanji beri uang Rp 200 juta itu pada tanggal 24 Mei.