Pengungsi Rohingya

Terungkap, Begini Cara Penyiksaan Etnis Rohingya dan Terkejam di Dunia

Laporan tentang penyiksaan, perkosaan dan pembunuhan yang dialami migran Rohingya dari

Editor: Fifi Suryani

TRIBUNJAMBI.COM - Laporan tentang penyiksaan, perkosaan dan pembunuhan yang dialami migran Rohingya dari Myanmar kembali diterima BBC.

Wartawan BBC Ian Pannel yang mengunjungi kamp yang sebelumnya dipakai pedagang manusia di Malaysia, menerima laporan bahwa para migran ditahan, dipukuli dan disiksa.

Seorang wanita mengatakan dirinya menyaksikan tahanan wanita dibawa dan diperkosa pedagang manusia.
Sebagian dari mereka tidak pernah kembali.

Sementara seorang migran pria yang menghuni kamp selama dua tahun, menceritakan bagaimana cabe ditaruh di matanya.
Dirinya juga melihat migran lain digantung pada leher mereka oleh para pedagang manusia.

Pria itu mengatakan terdapat banyak makam di hutan. BBC mengetahui terdapat sekitar 40 makam di kamp di daerah di dekat perbatasan dengan Thailand.

Ratusan Diselamatkan
Pada hari Jumat (29/5/2015) Myanmar menyatakan lebih tujuh ratus migran telah diselamatkan angkatan lautnya di pantai selatan negara itu.

Seorang pejabat pemerintah mengatakan di dalam kelompok tersebut terdapat hampir seratus dua puluh anak-anak dan wanita.

Sementara itu di Bangkok, Thailand delegasi kawasan bertemu untuk mencari jalan mengatasi masalah migran.

Mereka sepakat meningkatkan usaha menyelamatkan migran yang berada di laut dan mengatasi perdagangan manusia.

Tetapi Myanmar menolak pernyataan seorang pejabat PBB bahwa negara itu harus memberikan status hukum kepada semua penduduknya.

Di Mana Aung San Suu Kyi?

Dulu dunia tak dapat menyangkal bahwa Aung San Suu Kyi adalah tokoh yang mewakili orang-orang tak berdaya di Myanmar.

Namun, belum keluarnya komentar soal krisis pengungsi Rohingya dari mulut pemimpin oposisi itu membuat moral Suu Kyi dipertanyakan.

Bahkan, pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama sempat menyindir secara halus keengganan Suu Kyi bersuara soal masalah pengungsi etnis minoritas Rohingya ini.

Berbagai foto yang menampilkan para migran Rohingya, dan Banglades, yang diselamatkan dari perahu-perahu kayu yang terkatung-katung di tengah laut menuju pesisir sejumlah negara Asia Tenggara telah memicu seruan aksi kemanusiaan untuk mengatasi krisis ini.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved