Batu Akik

Mau Ganti Keramik Rumah, Petani Cantik ini Malah Dapat Akik 10 Kilogram

Anita Anggraeni menemukan batu akik sebesar 10 Kg. Wanita asal Dusun Pabrikan, Desa Jambesari RT 6/RW 2,

Editor: Fifi Suryani
SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Anita Anggraeni menunjukkan akik temuannya, di tempat ia menemukanya. 

TRIBUNJAMBI.COM, MALANG - Anita Anggraeni menemukan batu akik sebesar 10 Kg. Wanita asal Dusun Pabrikan, Desa Jambesari RT 6/RW 2, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang menemukan batu akik di dapur rumahnya.

Batu akik ditemukan, saat dirinya hendak mengganti ubin di dapur. Batu akik itu, kemudian diberi nama sapta warna.

Anita yang merupakan petani di dusunnya bercerita, penemuan batu akik bermula dari mimpi bertemu tiga pria bersorban.

Saat kuli bangunan menggali lantai tanah dapur, ada bongkahan batu yang sebagian keluar.

Kejadiannya pada 7 Mei 2015. Anita yang punya paras cantik tidak menduga batu itu akik, karena ketika ditemukan sudah berlumut.

Ketika para kuli hendak mengangkatnya, mereka tidak bisa.

"Ternyata saat saya angkat kok bisa," kata wanita berusia 28 tahun ini.

Ia sendiri tak mengerti banyak soal batu akik. Wanita yang bertani di lahan belakang rumahnya itu kemudian bertanya kepada temannya, Aby Derrin, perajin batu dari Malang

Batu itu ia tunjukkan ke Aby. Oleh temannya itu, ia malah disarankan tidak memotong bongkahan batu itu. Sebab batu itu indah.

"Saya tidak akan menjual dan tidak memotongnya," ungkapnya.

Alasannya, dalam batu itu memiliki banyak warna.

"Setidaknya ada tujuh warna," ungkap Aby.

Makanya oleh Anita diberi nama Sapta Warna Nusantara. Batu itu punya warna putih, ungu, biru, kuning, merah, hijau, dan abu-abu. Warnanya tersebar membentuk motif serupa belang kulit ular.

Pengakuan Aby, ia belum pernah menjumpai ada batu akik punya tujuh warna. Yang diketahui, pernah ada batu akik panca warna.

Selain tujuh warna, bongkahan batu tersebut menurut Aby merupakan gabungan tiga jenis batu, yaitu Jesper, Kalsedoni dan Indugris.

Tiga jenis batuan itu menurutnya biasanya ditemukan ditemukan di lereng pegunungan. Terbentuk ribuan tahun dari leleran magma letusan gunung. Bukan fosil binatang.

Sumber: SuryaMalang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved