Tradisi Unik

Ikut Arakan Sahur Butuh Waktu Sebulan

TRIBUNJAMBI.COM - DI balik indahnya sebuah maket dan aktraktifnya genderang musik yang dimainkan dalam arakan sahur

Penulis: Awang Azhari | Editor: Rahimin
TRIBUNJAMBI/AWANG AZHARI

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Awang Azhari

TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL - DI balik indahnya sebuah maket dan aktraktifnya genderang musik yang dimainkan dalam arakan sahur, ada banyak persiapan yang dilakukan oleh pemuda dan remaja di lingkungan masjid.

 Herianto Reza, pemuda Jalan Nelayan yang hampir setiap tahun tak ketinggalan mensupport remaja di lingkungannya untuk ikut dalam event ini. Menurutnya, butuh proses panjang untuk menyelesaikan sebuah maket yang diletakan di atas lima gerobak, itupun tergantung dengan tema yang diusung.

 Setiap tema ada kesulitan-kesulitan tersendiri. Semisal kapal pinisi, butuh kreatifitas tinggi supaya tampilannya sempurna. "Rata-rata untuk sebuah maket itu dibuat sekitar 15-20 hari, kalau tema yang diusung agak sulit, waktu yang kita gunakan lumayan lama, bisa sampai satu bulan," katanya, Sabtu (26/7).

 Untuk menyelesaikan satu maket, biasa dikerjakan lima sampai delapan orang, tergantung besar kecilnya maket yang ingin dibuat. Tema maket tiap minggu dapat berubah-rubah, semisal saat ada serangan Israel ke jalur Gaza, maket diubah seunik mungkin untuk menggambarkan keprihatinan atas gempuran Zionis ke wilayah mayoritas kaum Muslimin itu.

 Begitupun dengan malam takbiran nanti, tema maket kembali diubah, biasanya akan mengusung tema hari raya, seperti membuat maket dengan tema ketupat. Biaya untuk membuat satu maket mencapai Rp 5 juta, uang ini bisa untuk membuat maket di lima gerobak.

 Biaya pembuatan biasanya tak terlalu dipusingkan, para remaja akan keliling komplek masjid untuk meminta iuran sukarela dari warga, dan wargapun antusias membantu. "Apalagi ini membawa nama baik masjid tempat sehari-hari warga beribadah," kata pria yang biasa disapa Reza ini.

 Bukan hanya maket, hal lain yang juga harus dipersiapkan untuk bisa ikut arakan sahur ialah pemain musik. Ini penting karena pemusiklah kunci menarik atau tidaknya tema yang diusung.

 Kata Reza untuk menyiapkan pemusik, biasanya dilakukan dua bulan sebelum ramadan. Selama itu peserta pembawa maket terus digembleng. "Ini yang penting, memang sengaja dipersiapkan lama supaya pukulan seragam dan serentak. Alat musik yang dimainkan bukan yang modern, ini dari besi kopong sama bambu, jadi butuh latihan khusus supaya enak didengar," papar Reza. 

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved