Skandal Nazaruddin
Kasus Nazar Seperti Telenovela
TRIBUNJAMBI.COM - Penyidikan Nazaruddin oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum memasuki babak akhir.
"Begitu Nazaruddin bertekad tidak akan merusak citra Partai Demokrat
dan menyeret pihak-pihak lain ke dalam kasusnya serta meminta
perlindungan kepada Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat agar tidak
mengganggu istri berikut anaknya, disitulah "akhir" dari drama
telenovela Maria "Nazaruddin" Mercedes," kata Ari Junaedi, Sabtu
(20/08/2011).
"Kalau saya menjadi Pak SBY, saya akan minta
terus Nazaruddin membuktikan tuduhannya agar yang terlibat berbagai
kasus penjarahan APBN tidak bisa melenggang bebas. Justru, langkah diam
Nazaruddin kalau diamini, malah akan menjadi contoh buruk peninggalan
rezim SBY yang akan dikenang buruk oleh generasi berikutnya," ujarnya
lagi.
Jika kasus Nazaruddin hanya berhenti sampai di
Nazaruddin saja, Ari menegaskan, masyarakat akan tambah muak dan
memendam kemarahan dahsyat yang sewaktu-waktu akan tertumpah keluar
dalam bentuk demonstrasi jalanan.
Pengajar Program Pascasarjana Universitas Persada Indonesia,
Jakarta ini menegaskan, memori masyarakat masih tertanam kuat dengan
"nyanyian sumbang" Nazaruddin yang disampaikan di berbagai jejaring
sosial.
Nazaruddin menyebut beberapa nama seperti Anas
Urbaningrum, Andi Mallaranggeng, Angelina Sondakh, Mirwan Amin, dan I
Wayan Koster yang terlibat dengan penyalahgunaan dana APBN.
Jika Nazaruddin bertekad diam, Ari masih menyebut KPK sebaiknya tidak
"buta" dengan fakta-fakta persidangan Rosalina Mindo Manulang, El Idris
serta Wafid Muharam yang secara terang-terangan menyebut keterlibatan
nama-nama yang disebut dalam nyanyian sumbang Nazaruddin.(*)