VIDEO: Gas di Merangin Mahal, Diduga ada Oknum Agen dan Pangkalan Nakal
Mahalnya harga gas di Kabupaten Merangin sedikit demi sedikit mulai terungkap.
Penulis: Muzakkir | Editor: Teguh Suprayitno
VIDEO: Gas di Merangin Mahal, Diduga ada Oknum Agen dan Pangkalan Nakal
TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO -- Mahalnya harga gas di Kabupaten Merangin sedikit demi sedikit mulai terungkap. Selain karena ada pangkalan yang nakal, ternyata kelakuan agen juga hampir sama.
Penelusuran Tribunjambi.com di lapangan, yang menjual gas kepada pengecer bukan hanya pihak pangkalan nakal, tetapi agen nakal juga melakukan hal yang sama.
Bahkan terpantau ada mobil operasional salah satu agen yang sengaja menyuplai gas kepada pengecer. Dugaan sementara, agen sengaja menjual kepada pengecer karena ingin mengambil untung lebih, sebab bisa dijual kepada pengecer lebih tinggi dibandingkan harga jual kepada pangkalan.
Menurut warga Tambang Baru yang tak jauh dari gudang milik Putra Siarang, agen ini sudah terang-terangan menjual gas kepada pengecer.
"Kalau mau beli bisa, tapi tabungnyo harus diatas 100 tabung. Itu keluargo orang itu (agen,red) yang ngantarnyo," kata warga sekitar.
Baca: Perolehan Medali Sementara Kejurnas Dayung, Atlet Cano Tunggal Putri Jambi Raih Medali Emas
Baca: VIDEO: Kebakaran Menghanguskan Enam Rumah dan Satu Rusak Besat di Teluk Nilau
Baca: Tak Terima Pacarnya Diganggu Anthony Hillear Jadi Motif Kriss Hatta Lakukan Pemukulan
Baca: Fachrori Berterima Kasih ke Kemenpora Jambi Dipilih Tuan Rumah Kejurnas Dayung Tingkat Pelajar 2019
Baca: Dua Postingan Foto Maia Estianty Muda Sedot Perhatian, Perhatikan Model Rambutnya Berbeda Jauh
Sebagai toko kelontongan, dirinya tidak bisa menjual gas karena modal terlalu besar yaitu harus memiliki tabung lebih dari 100 tabung.
Jika memiliki modal besar, dia ingin sekali menjual gas, sebab untungnya lumayan besar.
"Kita beli sama orang itu Rp 20 ribu, kito jual biso Rp 25 hingga Rp 28 ribu. Kadang Ado jugo yang jual Rp 30 ribu," katanya.
Sebagai warga yang tinggal tak jauh dari gudang agen, dia tidak pernah membeli gas seharga HET. Paling murah dia beli per tabung Rp 25 ribu.
"Itu sayo beli di pengecer, kalau di pangkalan dak tau," imbuhnya.
Tak hanya itu, tingginya harga gas juga dipengaruhi oleh tingginya biaya operasional pangkalan untuk menjemput gas di agen. Seharusnya, sesuai aturan yang berlaku, gas diantarkan langsung oleh agen kepada pangkalan, bukan pangkalan yang menjemput ke agen. Hal itu terjadi di Agen gas Putra Siarang.
"Karena agen tidak sempat ngantar, makanya kita jemput sendiri," kata Dedi pangkalan yang berada di daerah Pamenang.
Menyikapi hal itu, pimpinan PT Putra Siarang melalui penanggung jawab gudang Evi Marice Purba menyebut jika selama ini pihaknya tidak melakukan kesalahan.
Menurut dia, pihaknya tidak pernah melakukan penjualan gas subsidi ini di luar dari pangkalan. Namun setelah dilihatkan bukti kendaraan milik Putra Siarang mengangkut gas di luar pangkalan, dirinya mengakui jika itu kendaraan mereka.
Baca: Semangat Anak-anak di Kwamki Narama Papua Ikuti Pi Ajar Binmas Noken Polisi, Dihadiri Asops Kapolri
Baca: Punya Tim Beranggota Polisi, KPK hingga Pegiat HAM, Kenapa Penyiraman Novel Baswedan Tak Terungkap?
Baca: Bawaslu Berkecil Hati, Diberi Rp 45 Miliar, Asnawi: Angka Itu Tidak Rasional
Baca: Cedera Tulang Belakang, Jadwal Comeback Jorge Lorenzo ke Seri Balap MotoGP Dipastikan Mundur
"Iya, itu mobil di sini. Tapi saya tidak pernah menyuruh atau mengintruksikan kepada sopir untuk ambil atau antar gas selain ke pangkalan," kata Evi.
Melihat kejadian itu, Evi tidak mau mengatakan jika itu dilakukan oleh oknum sopir.
Evi menyebut, jika memang ada kesalahan, pihaknya akan melakukan perbaikan dan segera melaporkan kepada pimpinan perusahaan.