Timbulkan Banyak Risiko Kesehatan, Makan Terlalu Malam Jelang Tidur Ternyata Bisa Sebabkan Hal Ini
Benarkah demikian? Para ahli sendiri telah lama mengklaim bahwa makan terlalu larut malam bisa timbulkan banyak risiko kesehatan.
Timbulkan Banyak Risiko Kesehatan, Makan Terlalu Malam Jelang Tidur Ternyata Bisa Sebabkan
TRIBUNJAMBI.COM - Jangan makan malam nanti gemuk loh”, selalu saja kita mendengarkan anjuran demikian.
Benarkah demikian? Para ahli sendiri telah lama mengklaim bahwa makan terlalu larut malam bisa timbulkan banyak risiko kesehatan.
Dan para ahli merekomendasikan untuk jadwal makan malam maksimal antara pukul 19.00 hingga 19.30 dengan alasan agar perut terasa ringan ketika tidur.
Memang terkadang ada banyak hal yang membuat kita terpaksa makan malam terlalu larut.
Baca: Kehabisan Blanko e-KTP, Dukcapil Tanjab Barat Beri Surat Keterangan Pengganti KTP
Baca: Pilkada Gubernur Jambi, Presiden HKKI Masih Tunggu Dukungan untuk Maju
Baca: Gaji ke-13 Cair 2 Juli 2019, Segini yang Akan Diterima ASN di Sarolangun
Bagaimana pun, pola makan yang baik sangat menentukan kesehatan tubuh.
Nah, agar kita lebih waspada, berikut enam dampak negatif makam malam terlalu larut.
1. Meningkatkan risiko inflamasi
Makan lebih banyak dan terlalu malam memiliki konsekuensi langsung dalam membentuk peradangan dalam tubuh.
Penelitian menunjukkan peningkatan total kalori yang dikonsumsi usai jam lima sore juga meningkatkan kadar protein C-Reaktif.
Protein C-reaktif merupakan protein yang dihasilkan oleh hati, terutama saat terjadi infeksi atau inflamasi di dalam tubuh.
2. Menambah berat badan
Semakin larut waktu makan, penyimpanan lemak dalam tubuh akan meningkat. Ini meningkatkan risiko obesitas dan mengubah jam tubuh yang mengganggu pencernaan.
Pada akhirnya, hal ini membuat tubuh tidak dapat memanfaatkan lemak dengan baik dan menyebabkan retensi lemak berlebihan.
Baca: Intelijen Kopassus Kecantol Pramugari Cantik Garuda, Istri Tersadar Suami Sering Hilang Demi Misi
Baca: 6 Bandar Narkoba di Jambi akan Dipindah ke Lapas Nusa Kambangan
3. Fluktuasi gula darah