Sejarah Indonesia
Reaksi Soekarno saat Dibisiki Ajudannya, saat Sang Sahabat Sudah Dieksekusi Mati Atas Persetujuannya
Reaksi Soekarno saat Dibisiki Ajudannya, saat Sang Sahabat Sudah Dieksekusi Mati Atas Persetujuannya
Reaksi Soekarno saat Dibisiki Ajudannya, saat Sang Sahabat Sudah Dieksekusi Mati Atas Persetujuannya
TRIBUNJAMBI.COM - Di masa pemerintahan Soekarno, sang Proklamator pernah merasakan kekecewaan karena harus menghukum mati sahabatnya sendiri.
Hal itu dilakukan karena, sang sahabat melawan negara dan mencoba melakukan pertentangan terhadap hukum negara.
Kisah yang sangat membuat sang Proklamator Indonesia bersedih itu saat sahabatnya dieksekusi di masa kepemimpinannya.
Soekarno, dan Kartosoewiryo sebenarnya bukanlah seteru.
Awalnya, Soekarno dan Kartosoewiryo justru berteman.
Mereka merupakan teman saat kos di rumah HOS Tjokroaminoto di Surabaya bersama Semaun.
Baca: Nasib Jenderal TNI Idola Ahok Berakhir Tragis di Tangan Soeharto, Berani Gebrak Meja Rumah Presiden
Baca: Sumur Minyak Ilegal di Batanghari Meledak, Satu Orang Dikabarkan Tewas Saat Memuat Minyak
Baca: Inilah Keistimewaan Kopaska, Elitnya TNI AL dengan Wajah Seram yang Video Latihannya Bikin Bergidik
Baca: Pasukan Elite Laut AS Sampai Gentar Lihat Denjaka, Pasukan Khusus TNI AL dengan Kekuatan Misterius
Belakangan, tiga sahabat itu pecah.
Masing-masing memilih haluan berbeda.
Soekarno memilih paham nasionalis, Kartosoewiryo menghendaki Islam sebagai dasar negara, dan Semaun yang menjadi merah karena bergabung dengan PKI, atau Partai Komunis Indonesia.
Terkait hubungan antara Soekarno, dan Kartosoewiryo rupanya ada kisah yang tak diketahui semua orang.
Itu seperti yang terdapat dalam buku "Soekarno Poenja Tjerita", terbitan tahun 2016.

Dalam buku itu disebutkan, Kartosoewiryo memang tak mau mengakui pemerintahan Republik Indonesia yang dipimpin Soekarno, sejak 7 Agustus 1949.
Konflik di antara keduanya pun semakin meruncing tatkala Kartosoewiryo memberikan instruksi untuk membunuh Soekarno.
"Di Indonesia ada RI dan NII. Dengan begitu ada dua presiden. Maka dari itu, Soekarno harus dibunuh," tulis buku itu menirukan isi dari instruksi Kartosoewiryo.
Upaya pembunuhan terhadap Soekarno pun terjadi beberapa kali.