13 Tahun Berlalu, Nasib Kawasan Terdampak Semburan Lumpur Lapindo di Sidoarjo
Sebelum adanya bencana lumpur Lapindo, kawasan Porong dan Tanggulangin telah menjadi salah satu pusat industri, perdagangan, dan jasa di kota delta.
Sudah 13 tahun berlalu sejak kasus semburan lumpur Lapindo yang melanda beberapa kawasan di Sidoarjo.
Seperti diketahui, kasus lumpur Lapindo sendiri pertama kali muncul pada tanggal 29 Mei 2006.
Baca: Siapakah Jerry D Gray? Mantan Tentara AS & Penulis yang Sebut Pemerintah Jokowi Disusupi Komunis
Baca: Wiranto, Luhut, BG & Gories Mere Jadi Target Pembunuhan, (Purn) TNI Soleman B Ponto Ungkap Alasannya
Baca: 3 Zodiak yang Diprediksi Beruntung vs Tidak Beruntung Minggu Ini 27 Mei-2 Juni, Kamu yang Mana?
Lantas, seperti apa nasib kawasan terdampak semburan lumpur Lapindo itu sekarang?
Kepada tim Surya Malang, Pemkab Sidoarjo mengaku berusaha membuka peluang investasi di sekitar kawasan tersebut.
Kini, daerah itu sedang dikonsep untuk menjadi kawasan wisata dan industri.

Bahkan, Pemkab Sidoarjo juga mengatakan pihaknya sudah menyiapkan beberapa strategi untuk menarik minat investor.
Strategi yang dimaksud meliputi kebijakan untuk memudahkan investasi, pengurusan pajak, retribusi, dan sejumlah kemudahan lainnya.
"Kawasan tersebut memiliki potensi besar menjadi pusat ekonomi, jasa, perdagangan, pergudangan, dan sebagainya. Kami menjamin pengurusan izin dipercepat,"kata Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Ari Suryono, Selasa (28/5/2019).
Baca: VIDEO Final Liga Europa Malam Ini Chelsea vs Arsenal Link Streaming Nonton di HP Kick Off 02.00 WIB
Baca: Jelang Lebaran, Wartawan Gadungan Sering Datangi Kades di Muarojambi, Kominfo Janji Akan Tertibkan
Sebelum adanya bencana lumpur Lapindo, kawasan Porong dan Tanggulangin telah menjadi salah satu pusat industri, perdagangan, dan jasa di kota delta.
Karena itu, saat ini Pemkab Sidoarjo berusaha untuk membangkitkan kembali kawasan tersebut.
"Kawasan itu strategis, lokasinya berdekatan dengan akses jalan tol Sidoarjo dan Pasuruan."
"Selain itu, tempatnya berada di jalan utama dan infrastruktur jalan sudah tersedia," paparnya.
Ari menambahkan, pusat semburan lumpur Lapindo juga memiliki potensi untuk menggaet wisatawan.
Dia beranggapan bahwa stigma lumpur sebagai bencana harus dihilangkan secara perlahan-lahan.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memaksimalkan potensi lumpur.