Korban Rusuh Jakarta
Luka Tembus Dibagian Rusuk, Komnas HAM Sebut Pelurut Karet, Keluarga Korban Yakin Itu Peluru Tajam
Luka Tembus Dibagian Rusuk, Komnas HAM Sebut Pelurut Karet, Keluarga Korban Yakin Itu Peluru Tajam
Penulis: Muzakkir | Editor: Deni Satria Budi
Luka Tembus Dibagian Rusuk, Komnas HAM Sebut Pelurut Karet, Keluarga Korban Yakin Itu Peluru Tajam
TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO - Tangis haru mewarnai pemakaman Sandro (32) warga Pamenang Kabupaten Merangin yang kerkena peluru nyasar pada tragedi kerusuhan di Jakarta, beberapa hari lalu.
Di pemakaman, istri korban sempat pingsan, sementara keluarga yang lain menangis haru atas kepergiannya.
Menurut kakak korban Refdi Dores, Sandro yang memiliki dua anak yang masih berusia 6 dan 4 tahun itu, sudah menetap lama di Jakarta, dan istrinyapun merupakan orang Jakarta.
Baca: Rusuh di Jakarta, Warga Merangin Jadi Korban, Tewas Tertembak Peluru Tajam
Baca: Warga Merangin yang Tewas Terkena Peluru, AKBP Kuswahyudi:Korban Dari Jambi bukan untuk Aksi 22 Mei
Baca: Rp49,4 Milyar THR PNS di Lingkup Pemprov Jambi, Hari Ini Cair Ditambah Tunjangan Penghasilan Pegawai
Pada hari kejadian, sekitar pukul 06.30 WIB, dia berangkat dari rumah dan berencana untuk membuka tokonya. Namun, di dalam perjalan dirinya bertemu dengan pedagang-pedagang lain, di sana dia mendapatkan informasi jika tidak boleh berjualan.
Bersama temannya, dia menonton kegiatan aksi demo tersebut. Sekitar pukul 08.00 WIB, kondisi memanas, masa dan pihak keamanan saling serang.
Karena kejadian begitu cepat, korban tak sempat menyelamatkan diri dan terkena peluru oleh petugas keamanan dirusuk bagian kanan.
Baca: Layanan Pembuatan Paspor di Kantor Imigrasi Jambi Akan Dipindahkan Sementara di Komplek Mall Kapuk
Baca: Dituntut Jaksa 10 Tahun Penjara, Terdakwa Narkotika Ini Minta Keringanan, Ngaku Isteri Sedang Hamil
Baca: Samsung dan Erajaya Group Gelar Galaxy Land Pertama di Indonesia
"Kata Komnas HAM itu peluru karet, tapi saya tidak yakin. sebab kondisi luka adik saya tembus. Kalau peluru karet tak mungkin tembus," kata Refdi Dores.
Setelah terkena tembakan, petugas kesehatan yang disiagakan tak jauh dari lokasi langsung mengevakuasi korban dan dibawa ke RS Tarakan Jakarta.
Tak lama kemudian, Refdi bersama keluarga yang ada di Jakarta langsung mendatangi rumah sakit.
Ketika itu, Sandro masih bisa berkomunikasi dan menceritakan bagaimana kronologis kejadian.
Cerita Sandro kepada Refdi, tak ada niat dalam hatinya untuk mengikuti aksi demo tersebut. Dia memang berencana untuk membuka toko, tapi tidak diizinkan oleh petugas.
"Dia tidak tahu kalau tidak boleh buka toko, makanya dia ke pasar. Saat itu dia ketemu dengan temannya sesama pedagang dan langsung menonton aksi demo itu," imbuhnya.
Setelah 20 jam kemudian, Sandro menghembuskan nafas terakhir. Petugas medis menyebut jika Sandro kehabisan darah putih.
Baca: KOPASSUS Pakai Baju Tagalog Nyamar jadi Paspampres Presiden Filipina, Pemberontak Ancam Kudeta
Baca: Selama Ramadan, Jam Besuk Napi di Lapas Klas IIB Muara Bulian Dibatasi Hanya 30 Menit
Baca: Pernah Divonis Penyakit Mematikan, Hotman Paris Bagikan Harta Warisan ke Anak-Anaknya
Atas kejadian itu, keluarga meminta kepada pihak pemerintah untuk bertanggung jawab, apalagi anak korban masih kecil.
Apakah akan menempuh jalur hukum, Refdi belum memikirkan hal itu. Sebab saat ini masih fokus mengurus pemakaman dan suasana duka.
Luka Tembus Dibagian Rusuk, Komnas HAM Sebut Pelurut Karet, Keluarga Korban Yakin Itu Peluru Tajam (Muzakkir/Tribun Jambi)