Kepolisian Malaysia Tangkap 3 Terduga Teroris Diantaranya WNI, Dicurigai Tergabung Jaringan ISIS

Otoritas Kepolisian Malaysia menangkap tiga terduga Teroris, satu diantaranya adalah seorang warga negara Indonesia atau WNI.

Editor:
KOMPAS.com/Idon Tanjung
Petugas bersiaga pada saat penggeledahan gelanggang mahasiswa di kampus Universitas Riau terkait dugaan penangkapan teroris, Sabtu (2/6/2018). 

TRIBUNJAMBI.COM - Otoritas Kepolisian Malaysia menangkap tiga terduga Teroris, satu diantaranya adalah seorang warga negara Indonesia atau WNI.

Terduga Teroris yang ditangkap dicurigai  tergabung dalam ISIS dan merencanakan sejumlah aksi teror tak hanya di Malaysia namun juga Indonesia.

Dua teroris tersebut menurut kepolisian Malaysia, pernah berlatih merakit bom kepada kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD) Indonesia di Yogyakarta

Baca: Diduga Dibunuh Sepupu, Siswi SMP Lubuklinggau Wiwik Wulandari Ditemukan di Selokan Ditusuk 3 Kali

Baca: Jelang Hasil Pilpres 22 Mei 2019, Imbauan Polri hingga Pengakuan Terduga Teroris akan Serang Massa

Baca: Masih Ingat Sumanto Pemakan Mayat, Lebaran Ia Ingin Pulang ke Rumah, Akankah Kembali Ditolak Warga?

Baca: Sudah 5 Kali, Deretan Ancaman Pada Presiden Jokowi & Keluarga dari Dibom Hingga Dipenggal

Baca: BERAKHIR BESOK! Lowongan Kerja PLN 19 Mei 2019, Simak Syarat dan Daftar Langsung di Link Ini

Kepala Kepolisian Malaysia, Jenderal Abdul Hamid Bador mengatakan dua warga Malaysia dan satu orang WNI ditangkap di Kedah dan Selangor.

Abdul Hamid mengidentifikasi dua warga Malaysia yang ditangkap bernama Muhammad Syazani Mahzan dan petani Muhamad Nuurul Amin Azizan.

.

 
"Kedua tersangka, berusia 27 tahun. Sebelumnya pernah mengikuti pelatihan perakitan bom yang dilakukan oleh kelompok teror Indonesia, Jemaah Ansharut Daulah Indonesia di Yogyakarta dengan seorang militan lain yang ditangkap pada bulan November tahun lalu," jelas Abdul Hamid.

Dia menambahkan para tersangka telah belajar untuk menghasilkan bahan kimia Triacetone Triperoksida (TATP) yang digunakan untuk membuat bom berskala besar dan bom mobil.

Sayang, Kepolisian Malaysia tidak menyebutkan berapa lama dua tersangka asal Malaysia itu datang, berada dan meninggalkan Yogyakarta.

"Mereka berdua pernah mengintai beberapa gereja di Yogyakarta untuk menjadi sasaran. Muhammad Syazani juga telah merencanakan untuk melancarkan serangan bom bunuh diri di sebuah rumah ibadah non-Muslim di Malaysia," katanya.

Sedangkan WNI yang ditangkap adalah seorang buruh bernama Nuruddin Alele alias Fatir Tir (34), ditangkap di Banting, Selangor. WNI ini disebut sebagai anggota sel 'kawanan serigala' ISIS yang akan beraksi saat bulan Ramadhan ini.

"Dia telah terkena ideologi ISIS di Irak dan Suriah selama lima tahun penahanan di Surabaya, Indonesia. Dia juga merencanakan serangan terhadap rumah ibadah non-Muslim di Lembah Klang," jelas Abdul Hamid.

Disebutkan juga oleh Abdul Hamid bahwa kedua tersangka asal Malaysia bernama Muhammad Syazani Mahzan (27) dan Muhamad Nuurul Amin Azizan (27) yang disebut sebagai pakar bom ini, pernah melakukan pengintaian terhadap sejumlah gereja di Yogyakarta.

"Kedua tersangka telah meninjau sejumlah gereja di Yogyakarta, Indonesia untuk melancarkan serangan," sebut Abdul Hamid.

Penangkapan ini dilakukan Kepolisian Malaysia menyusul kejadian sebelumnya saat penangkapan empat orang terduga teroris, dua etnis Rohingya, seorang Indonesia dan warga Malaysia.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved