Catatan Sintong Panjaitan, Murid Kopassus Tak Menduga Sang Komandan Lakukan Hal Nekat

Tak ada yang mengira, ternyata satu di antara calon prajurit Kopassus menuliskan peristiwa ini di buku catatan. Sekira 20 tahun kemudian, sosok ini menjadi Danjen Kopassus yang disegani.

TRIBUNJAMBI.COM - Apa yang disaksikan Sintong Panjaitan terekam jelas di ingatan.

Peristiwa ini terjadi sekira 1963, saat calon prajurit RPKAD (sekarang Kopassus) pasukan elite TNI AD, menjalani pendidikan di Citatah, Jawa Barat.

Tak ada yang menduga apa yang dilakukan sang komandan.

Kolonel Moeng sang Danjen Kopassus sedang melakukan inspeksi di pusat pendidikan.

Saat itu, para siswa komando menangkap seekor ular sanca yang sedang bertelur.

Mendadak, Kolonel Moeng memakan mentah-mentah beberapa butir telur ular sanca yang ditemukan.

Baca: Misteri di Lembah X Terbongkar, Kopassus Lakukan Misi Berisiko Tinggi ke Hutan Belantara Papua

Baca: Gondrong dan Urakan Preman Terminal yang Garang Daftar TNI, Akhirnya Menjadi Kopassus yang Disegani

Baca: Kevin Sanjaya Geregetan lalu Smash Keras Natasha Wilona hingga Terduduk, Benarkah Mulai PDKT?

Baca: Mengapa Anak Bopak Castello dari Istri Pertama Bisa Berwajah Bule? Kisruh Rumah Tangga Pelawak

Baca: Siapa Sebenarnya Jenny Siswono? Foto Ibu Agnez Mo saat Muda Bawa Piala Muncul di Instagram

Seketika, para siswa Kopassus yang melihatnya ternganga.

Peristiwa itu dituliskan dalam sebuah buku berkudul Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, 2009.

Saat itu, Komando Pasukan Khusus ( Kopassus) masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat ( RPKAD).

RPKAD pernah memiliki komandan yang terkenal keras dan disiplin.

Sang komandan itu juga dikenal gemar menerapkan hidup sederhana.

Namanya Kolonel Moeng Pahardimulyo.

Sosok Kolonel Moeng Pahardimulyo terkenal di pasukan elite TNI sejak 1960-an. 

Dia memiliki prinsip yang sangat keras.