RACUN Laba-laba yang Mematikan Jadi Penyelamat Nyawa Penderita Stroke di Otak, Berikut Faktanya

TRIBUNJAMBI.COM - Pakar biokimia di Australia mengatakan racun laba-laba yang berbahaya dapat memberikan

Editor: ridwan
surabaya.tribunnews.com/Sany Eka Putri
Ilustrasi --Steve Stanley, memamerkan seekor tarantula yang menjadi koleksinya. 

TRIBUNJAMBI.COM - Pakar biokimia di Australia mengatakan racun laba-laba yang berbahaya dapat memberikan kesempatan hidup lebih baik bagi pasien penderita stroke.

Mereka menemukan bahwa neurotoxin pada laba-laba di Pulau Fraser mengandung molekul yang dapat menghambat efek stroke di otak.

Gigitan seekor laba-laba yang berasal dari Pulau Fraser itu dapat membunuh orang dalam 15 menit.

Meski begitu, racun itu juga dapat menyelamatkan nyawa dan telah digunakan untuk mengembangkan obat-obatan guna mencegah kerusakan otak.

Baca: Kontra Shan United & Jelang Liga 1 2019, Persija Jakarta Krisis Bek Tengah, Ini Kata Steven Paulle

Para ilmuwan mengatakan racun itu dapat mematikan jalur yang memicu matinya sel-sel di otak pasca-stroke. Baca juga: Bagaimana Stres Bisa Menyebabkan Stroke?

Dokter Jelaskan Ilmuwan di Universitas Queensland yakin ini adalah terobosan yang dapat melindungi pasien stroke ketika dibawa ke rumah sakit.

Dokter sering mengungkapkan tentang "jendela" atau masa waktu sangat penting sekitar 4,5 jam untuk memberi perawatan dan obat yang tepat pada pasien stroke.

Mereka yang tinggal jauh dari rumah sakit dapat menghadapi konsekuensi sangat buruk.

Tim peneliti itu yakin obat-obatan yang dikembangkan dari racun laba-laba ini dapat diberikan segera oleh paramedis, dan melindungi pasien dari kerusakan otak lebih jauh pasca stroke. Kepala tim ilmuwan ini, Profesor Glenn King, mengatakan,

Baca: LIVE STREAMING iNews TV Persija Jakarta vs Shan United Piala AFC 2019, Live Fox Sport Kick Off 20.30

"Ternyata ada saluran ion yang kecil di bagian syaraf yang disebut sebagai saluran ion penginderaan asam, yang dapat melacak penurunan PH asam di dalam otak. Saluran ini menghidupkan dan mematikan jalur sel kematian karena beberapa alasan yang tidak kita pahami dan jaringan syaraf mulai mati."

" Racun laba-laba Pulau Fraser dapat menjadi penghambat saluran itu sehingga mencegah matinya jaringan syaraf. Kita tidak dapat menghentikan syaraf yang akan mati, tetapi racun laba-laba yang diberikan hingga delapan jam setelah stroke masih dapat melindungi otak," sambungnya.

Laba-laba unik ini hidup di Pulau Fraser, di negara bagian Queensland, Australia. Ia hidup di sarang-sarang di bawah tanah dan pasir.

Baca: GUBERNUR Babel Kisahkan Pernah Ditempeleng CPM, Ambil Foto Jenderal Idolanya Terobos Pengawalan

Masih perlu uji klinis lebih jauh untuk memastikan racun laba-laba ini, tetapi tim itu mengatakan eksperimen dengan tikus terbukti berhasil.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan stroke adalah pemicu kematian kedua terbesar di dunia, dan penyebab utama ketiga yang menimbulkan kecacatan.

Seorang pria asal provinsi Jiangshu, China memeriksakan diri ke dokter setelah dia mengeluhkan rasa gatal dan sensasi seperti ada yang merangkak di dalam telinganya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved