Sejarah Indonesia
Soeharto Ditampar Sama Alex Kawilarang, Karena Soekarno yang Menelpon Sambil Marah-marah Karena Ini
Soeharto Ditampar Sama Alex Kawilarang, Karena Soekarno yang Menelpon Sambil Marah-marah Karena Ini
Soeharto Ditampar Sama Alex Kawilarang, Karena Soekarno yang Menelpon Sambil Marah-marah Karena Ini
TRIBUNJAMBI.COM - Kisah mantan Presiden Soeharto banyak sudah diketahui masyarakat Indonesia sewaktu sudah menjadi presiden.
Lalu tahukah kamu cerita soal Pak Harto sewaktu masih jadi tentara, banyak hal pahit yang ia alami.
Besar dilingkungan militer, Soeharto menjadi sosok pria yang cukup tegas dan tangguh hingga ia dipilih menjadi Presiden RI selama 32 tahun.
Kisah mengenai Soeharto sungguh menarik untuk diulas, mulai dia menjadi prajurit TNI, besar menjadi Komandan Kostrad hingga menduduki kursi presiden.
Namun dari sejarah, siapa yang menyangka bahwa Soeharto pernah malu dan ditampar keras pipinya oleh seorang prajurit yang mendirikan Kopassus.
Nama Komando Pasukan Khusus (Kopassus) yang merupakan pasukan elit Indonesia sudah banyak menelurkan kisah membanggakan.
Kopassus sendiri merupakan kesatuan elit dalam jajaran militer Indonesia.
Sejarah pendirian Kopassus juga diwarnai dengan berbagai dinamika negeri ini.
Awalnya pada bulan Juli 1950 timbul pemberontakan di Maluku yang dilakukan oleh simpatisan Republik Maluku Selatan (RMS).
Baca Juga:
Niat Puasa Wajib Dilafalkan! Berikut Bacaan Niat Puasa Ramadan, Doa Buka Puasa, Niat Salat Tarawih
Ramalan Zodiak, Rabu 1 Mei 2019, Libra Apa yang Dilakukan Berjalan Baik, Pisces Saat Ini Masa Emasmu
Lengkap Deretan Ucapan Selamat Hari Buruh atau May Day 2019, Termasuk Ucapan dari Prabowo Subianto
Video Detik-detik Bos BUMN Meninggal Usai Ngamar dengan Wanita Cantik, Ditemukan Kondom Dalam Kamar
Mengetahui hal itu kemudian pihak pemerintah mengirim bala tentara untuk menumpas pemberontakan tersebut.
Bala tentara Indonesia tersebut dipimpin oleh Panglima Tentara Teritorium III Kolonel Alex Evert Kawilarang (A.E Kawilarang).
Sedangkan komandan operasi lapangan dipegang oleh Letkol Slamet Riyadi.
Operasi penumpasan RMS ini berhasil dilaksanakan.

Akan tetapi banyak serdadu Indonesia yang tewas dalam pertempuran tersebut.
Gara-gara inilah Letkol Slamet Riyadi berinisiatif membentuk sebuah kesatuan khusus terdiri dari kelompok pasukan kecil yang bisa bergerak cepat dan efektif.