Sejarah Indonesia

Tetes Air Mata Tak Segan Dikeluarkan Soekarno Kala Sang Jenderal Kesayangan Harus Tewas Secara Keji

Tetes Air Mata Tak Segan Dikeluarkan Soekarno Kala Sang Jenderal Kesayangan Harus Tewas Secara Keji

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Presiden Soekarno menangis 

Tetes Air Mata Tak Segan Dikeluarkan Soekarno Kala Sang Jenderal Kesayangan Harus Tewas Secara Keji

Zaman pemerintahan Soekarno, ada satu sosok Jenderal TNI yang sangat ia 'sayangi' dan bisa dikatakan jadi kepercayaan 'sang fajar'

TRIBUNJAMBI.COM - Presiden pertama Indonesia. Ir Soekarno merupakan sosok yang dikenal garang dan memiliki mental kuat.

Bahkan bisa dikatakan, hanya Soekarno merupakan Presiden RI yang pernah marah-marah di Gedung Putih, rumah presiden Amerika Serikat.

Namun ada cerita yang bisa membuat Soekarno menangis.

Semua karena sosok yang dia kenal dan menjadi Jenderal kesayangan Soekarno diculik dan dibunuh.

Soekarno menangis saat Jenderal kesayangannya diculik oleh Gerakan yang menamakan diri G30S PKI.

Baca Juga:

Kisah Dokter yang Takut Periksa Soeharto saat Sakit hingga Wafat Usai 32 Tahun Berkuasa di Indonesia

Tentara Brunei Darussalam Sampai Pingsan Dilatih Sniper Kopassus, Namun Jadi Hebat Lampaui Malaysia

Ini Sosok Pria yang Temani dan Azani Anak Nikita Mirzani Usai Dilahirkan di Rumah Sakit

Ternyata Ada 3 Orang Indonesia Terlibat Dalam Film Avengers: Endgame, Siapa Saja Mereka?

Tanggal 30 September menjadi hari yang kelam bagi sejarah bangsa Indonesia.

Para perwira tinggi di Angkatan Darat diculik dan dibunuh lalu dimasukkan ke sumur tua di Lubang Buaya.

Soekarno pada malam penculikan para Jenderal tengah berada di Istana Merdeka.

Pada 1 Oktober 1965 siang hari, sesuai yang tertulis dalam buku bertajuk Maulwi Saelan Penjaga Terakhir Soekarno/Penerbit Buku Kompas 2014, seorang agen polisi, Sukitman, dalam keadaan bingung berada di depan kantor PENAS di By Pass, Jakarta Timur, ditemukan oleh Patroli Resimen Tjakrabirawa di bawah pimpinan Kapten Eko.

Patroli tersebut biasanya setiap pagi mengadakan kontrol di perumahan perwira di Pasar Rebo dan kembali siangnya melewati gedung PENAS yang berada di seputar Halim Perdanakusuma.

Sukitman dibawa ke markas Tjakrabirawa di sebelah Istana (sekarang gedung Bina Graha) untuk diperiksa dan diinterogasi.

Baca Juga:

Seperti Apa Hukumnya Membatalkan Puasa saat Perjalanan Jauh dalam Bulan Ramadan?

Andi Arief Bahas Pernyataan Provinsi Garis Keras dari Mahfud MD, Sebut tak Indahkan Wasiat Soekarno

Petugas KPPS di Jambi Meninggal Dunia Setelah Drop Beberapa Hari Usai Pemungutan Suara

Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya
Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya 

Ternyata sewaktu penculikan para jenderal 1 Oktober 1965, dia sedang bertugas, dipaksa dan dibawa ke Lubang Buaya, yang akhirnya ditemukan oleh patroli Tjakrabirawa.

Pada 2 Oktober, Sukitman berikut hasil pemeriksaannya, sesuai prosedur diserahkan kepada Kodam V Jaya (Pangdam waktu itu adalah Mayjen Umar Wirahadikusuma).

Kodam V Jaya selanjutnya menyerahkan Sukitman kepada Kostrad.

Sementara itu, pada 2 Oktober 1965, terkait peristiwa G30S, Presiden Soekarno telah memanggil semua Panglima Angkatan Bersenjata bersama Waperdam II Leimena dan para pejabat penting lainnya dengan maksud segera menyelesaikan persoalan apa yang disebut Gerakan 30 September.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved