Kisah Militer
Berangkat dari Indonesia Berpakaian Sipil, Kopassus Dikirim ke Thailand untuk Lumpuhkan Pembajak
Dalam beberapa detik, beberapa Kopasssus menyerbu masuk pesawat. Peluru meluncur cepat di depan pramugari dan penumpang yang duduk membeku.
Dalam beberapa detik, beberapa Kopasssus menyerbu masuk pesawat. Peluru meluncur cepat di depan pramugari dan penumpang yang duduk membeku.
TRIBUNJAMBI.COM - Bukan hanya cantik. Untuk menjadi pramugari perlu mental kuat. Selalu ada kemungkinan risiko tinggi dalam menjalankan tugas.
Ini seperti yang terjadi saat terjadi pembajakan pesawat Garuda Indonesia, yang terkenal dengan pesawat Garuda Woyla.
Saat itu, pramugari Garuda Indonesia menyaksikan sendiri peluru berhamburan, berdesing dalam pesawat.
Anggota Kopassandha (sekarang Kopassus) menyerbu masuk, menghabisi teroris pembajak pesawat.
Kisah ini berawal saat pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 206, DC-9 Woyla dari Jakarta tujuan Medan, dibajak, pada pada 28 Maret 1981.
Karena sesuatu hal, akhirnya pesawat Garuda Woyla dibawa ke Thailand.
Baca Juga
Mayor Umar Berdoa Lalu Minum Air Aneh, Perwira Kopassus Ambil Risiko karena Hormati Tuan Rumah
Rahasia di Kopassus, Sersan Badri Menyamar hingga Diminta Sembunyikan Istri Panglima Musuh
Ramalan Zodiak Rabu 10 April 2019 - Sagitarius Waspada Musuh di Tempat Kerja, Hari Keberuntungan Leo
Hasil Liga Champions - Liverpool Sudah 1 Kaki di Semifinal Usai Taklukkan Porto 2-0
Otak di Balik Kasus Mayat Tanpa Kepala di Koper Terungkap, Ini Sosok Sadis yang Bunuh Budi Hartanto
Teroris menuntut uang tebusan dan pembebasan kawan-kawan mereka yang telah tertangkap.
Terbang ke Don Muag
Pada 29 Maret, 35 anggota Komando Pasukan Sandi Yudha ( Kopassandha) meninggalkan Indonesia menggunakan pesawat DC-10 yang disewa.
Sekelompok kecil pasukan elite TNI itu terbang ke Bandara Don Muag di Thailand.
Pasukan itu mengemban misi khusus untuk melumpuhkan para teroris yang menyandera 36 penumpang pesawat DC-9 Woyla.
Para anggota pasukan elite TNI ini hanya mengenakan pakaian sipil.
Tujuan penggunaan pesawat DC-10 karena terdapat kemungkinan bahwa pelaku akan menerbangkan pesawat tersebut sampai ke Libya.
