Terungkap pada Tahun 1998, Prabowo Subianto Pernah meminta Soeharto Mundur dari Jabatannya
Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa dirinya pernah menyarankan Soeharto mundur dari jabatan presiden pada era reformasi 1998-1999.
Terungkap pada Tahun 1998, Prabowo Subianto Pernah meminta Soeharto Mundur dari Jabatannya Sebagai Presiden RI
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA — Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa dirinya pernah menyarankan Soeharto mundur dari jabatan presiden pada era reformasi 1998-1999.
Saat itu memang tengah terjadi gejolak dan demonstrasi mahasiswa di mana-mana untuk mendesak Presiden Soeharto mundur karena dianggap sudah tak mampu lagi memimpin setelah 32 tahun berkuasa.'
Baca: Telapak Selalu Berkeringat? Apakah Benar Itu Tanda Gejala Lemah Jantung?
Baca: Berani Gebrak Meja di Hadapan Soeharto, Nasib Jenderal TNI Idola Ahok Tersisih, Dicurigai Presiden
Baca: Jika Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia Terlalu Mahal, Ini 3 Pilihan Mobil Keluarga Murah
"Waktu itu saya ikut menyarankan agar Presiden Soeharto mengundurkan diri," ujar Prabowo saat berpidato di acara silaturahim Gerakan Elaborasi Rektor, Akademisi Alumni, dan Aktivis Kampus Indonesia di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Jumat (5/4/2019) malam.
"Bukan karena saya tidak loyal pada Pak Harto. Justru karena saya loyal pada Pak Soeharto, justru karena saya cinta sama Pak Harto," ucapnya.

Awalnya Prabowo menuturkan bahwa saat ini Indonesia tengah mengalami persoalan, yakni mengalirnya kekayaan nasional ke luar negeri yang terjadi selama puluhan tahun sejak zaman Presiden Soeharto.
Artinya kekayaan sumber daya alam bangsa Indonesia tidak dapat dinikmati oleh masyarakatnya sendiri secara merata.
Hal itu, menurut Prabowo, terjadi karena para elite gagal dalam mengelola negara, termasuk dirinya yang juga menjadi bagian dari elite.
Baca: Hasil Autopsi Ungkap Sebab Kematian Budi Hartanto, Kronologi Tewasnya Guru Honorer yang Dimutilasi
Baca: Pembayaran Rapel Kenaikan Gaji PNS Ditunda Pertengahan April, Ternyata Sebabnya Hal Ini
"Kita harus akui bahwa ini kegagalan kita semua. Saya ikut karena saya bagian dari suatu rezim yang berkuasa. Saya dulu jenderal. Saya elite tentara," kata Prabowo.
Ketika itu Prabowo dihadapkan pada dua pilihan, membela keluarga atau setia pada bangsa dan negara.
Akhirnya Prabowo memilih untuk mengoreksi kepemimpinan Presiden Soeharto yang merupakan mertuanya sendiri.
Bahkan Prabowo mengaku saat itu daan bersama sejumlah kawannya mendukung gerakan reformasi.
"Saya berusaha mengoreksi rezim itu dari dalam. Bersama kawan-kawan, kami berusaha dan kami melancarkan dan kami mendukung gerakan reformasi waktu itu walaupun pemimpin rezim yang berkuasa saat itu adalah mertua saya sendiri," ucapnya.

Ketua Umum Partai Gerindra itu menilai Soeharto saat itu berada dalam keadaan yang sulit dan menyarankan agar jabatan presiden diserahkan ke orang yang lebih muda.
"Sudah saatnya orangtua kami istirahat daripada duduk di depan mengemudikan kendaraan. Ibaratnya, lebih baik serahkan kepada yang lebih muda yang bisa menghadapi kondisi pada saat itu," ujar Prabowo.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Prabowo Saat Sarankan Soeharto Mundur dari Jabatan Presiden",