Naskah Bujangga Manik Ditemukan
450 Nama Daerah di Pulau Jawa pada 1400-an, Terungkap dari Naskah Kuna Bujangga Manik (2)
Pangeran Bujangga Manik dari Istana Pakuan melakukan pengelanaan di Pulau Jawa dan Bali pada 1400-an. Ada 450 nama daerah yang tercatat di naskah kuna
Pangeran Bujangga Manik dari Istana Pakuan ini memilih menjadi resi, kemudian melakukan pengelanaan di Pulau Jawa dan Bali pada 1400-an. Dia mencatat perjalanan itu, namun naskahnya diangkut ke Inggris.
TRIBUJAMBI.COM - “Panjang ta(n)jakan ditedak, ku ngaing dipeding-peding, Sadatang aing ka Puncak, deuuk di na mu(ng)kal datar teher ngahihidan awak. Teher sia ne(n)jo gunung; itu ta na Bukit Ageung hulu wano na Pakuan.”
Sebait syair dalam bahasa Sunda yang ditulis Bujangga Manik itu merangkum perjalanannya dari Istana Pakuan ke Puncak (Bogor).
Nama-nama tempat yang disebut dalam syair itu masih ada dan dikenali hingga sekarang ini.
“Tanjakan panjang didaki ku tempuh sedikit-sedikit, Sesampai aku di Puncak, datar duduk di atas batu datar, asyik mengipasi badan. Asyik ia memandang gunung: nah di sana di Bukit Ageung, puncak tertinggi Pakuan”.
Demikian terjemahan syair itu. Jika dilihat rute perjalanannya dari Pakancilan, letak lokasi Istana Pakuan, Bujangga Manik berjalan ke timur, kurang lebih mengikuti rute jalan menanjak yang sekarang dari Bogor menuju Puncak Pass.
Baca Juga
Setelah 340 Tahun, Naskah Bujangga Manik Ditemukan, Kisah Pria Berjalan Menyusuri Pulau Jawa (1)
7 Fakta Pemenggal Kepala Guru di Kediri Budi Hartanto, Ternyata Teman Satu Komunitas
Dokter Muda Citra Juvita Dikabarkan Dekat dengan Gading Marten, Ini Penampakan Wajahnya
Untung Pranoto Preman Terminal Insaf jadi Kopassus, Akhirnya Bisa Jadi Perwira Pasukan Elite TNI
Penjual Ayam Taliwang Saksikan Soeharto Tunjuk Langit, Semenit Kemudian Hujan Turun, Ini Akhirnya
Filolog dan ahli sejarah Belanda J Noorduyn mengutip isi naskah di syair lain, menyebut resi pengembara itu sesudah meninggalkan Pakancilan melewati Tajur Mandiri dan Suka Beurus.
Kedua tempat itu sekarang dikenal dengan nama Tajur dan Suka Birus.
Setelah itu ia menyeberangi sungai Ci-Haliwung, atau Ciliwung sekarang ini.
Puncak masih sama dengan namanya sekarang, dan Bukit Ageung yang dia maksudkan adalah Gunung Gede yang sekarang.
Bujangga Manik sempat mengunjungi Talaga Warna, yang namanya sama sampai sekarang.
Meninggalkan Puncak, ia memasuki alas Eronan. Noorduyn menyitir intrepretasi ahli De Roo de la Faille (1859), yang menyebut Eronan sama dengan Wanayasa.

Ini sekarang nama daerah di Purwakarta di timur sungai Citarum.
Sementara menurut Bujangga Manik, Eronan itu adanya sebelum ia menyeberangi Citarum.