Bagi Pasukan Elit Kopaska TNI AL, Fungsi Kondom Ternyata Lebih Mematikan Saat Jalankan Misi Tempur
Untuk melaksanakan Demolisi (peledakan) bawah air di medan operasi nantinya, personil Kopaska juga kebingungan karena kurangnya peralatan.
Bagi Pasukan Elit Kopaska TNI AL, Fungsi Kondom Ternyata Bisa Lebih Mematikan Saat Jalankan Misi Tempur
TRIBUNJAMBI.COM - Mungkin banyak sebagian belum tahun, bahwa Pasukan berbaret merah di Indonesia bukan hanya Kopassus saja.
Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL juga berbaret merah namun lebih marun.
Kopaska sendiri dibentuk pada tanggal 31 Maret 1962 oleh Presiden Soekarno demi mendukung Operasi Trikora merebut Irian Barat dari Belanda.
Baca: Siapkan 17 Peti Mati, Benny Moerdani Malah Buat Nama Kopassus Guncangkan Dunia Lewat Aksi Kilat
Baca: Disegani Karena Reputasinya, Kopassus Kepercayaan BJ Habibie Ini Cetak Tokoh-tokoh Elite Indonesia
Baca: Saling Bertatap Muka, Sintong si Legenda Kopassus Terdiam Bertemu Suku Kanibal di Gunung Jayawijaya
Baca: Kisah Achmad Kirang & Kopassus Lakukan Serangan Secepat Kilat, Teroris Ditumpas di Bandara Thailand
Mempunyai semboyan Tan Hana Wighna Tan Sirna yang berarti 'Tak Ada Rintangan yang Tak dapat Diatasi', Kopaska sering mendapat penugasan One Way Ticket atau boleh dikata misi bunuh diri.
Hal ini selaras kala pembentukannya memang para personil Kopaska bertugas menyusup dan menyerang pangkalan maupun kapal perang musuh dengan menggunakan torpedo berjiwa.
Para personil Kopaska mempunyai kualifikasi Tri Media.
Baca: Takut Foto Syur Tersebar di Media Sosial, Istri Pengusaha Batam Diperas Rp 380 Juta
Baca: 3 Alternatif Jalur Masuk PTN Selain SNMPTN & SBMPTN, Lewat PMDK-PN 2019, UMPN & Sekolah Kedinasan
Baca: Yuk Mulai Aktifitas Pagi Dengan Salat Duha, Manfaat dan Keistimewaan Salat Duha Bagi Umat Muslim
Mereka bisa melaksanakan berbagai macam operasi di segala medan, Udara, Darat dan Laut.
Misi penyusupan, penghancuran, intelijen, penculikan terhadap musuh dan demolisi bawah air menjadi makanan sehari-hari personil Kopaska.
Mengutip dari Kopaska Spesialis Pertempuran Laut Khusus, ketika operasi Trikora dilancarkan, pasukan Kopaska diberangkatkan ke Surabaya dari Jakarta.
Mereka lantas menuju gudang Penataran Angkatan Laut (PAL) untuk mengambil senjata dan perlengkapan tempur lainnya.

Namun sesampainya di sana isi gudang sudah raib yag ternyata senjata-senjata macam AK-47 sudah digunakan oleh pasukan lain dan sukarelawan yang hendak diterjunkan ke Irian Barat.
Tak pelak Kopaska harus terpaksa menggunakan senapan Madsen M-50 buatan Denmark yang tersisa di gudang.
Untuk melaksanakan Demolisi (peledakan) bawah air di medan operasi nantinya, personil Kopaska juga kebingungan karena kurangnya peralatan.
Untung mereka menemukan beberapa gulung kabel Firecord yang merupakan kabel pemicu bahan peledak.