Tiga Tahun 85 Orang Meninggal, Basarnas Jambi Sebut Paling Banyak Akibat Tenggelam

Laporan kecelakaan maupun korban tenggelam di wilayah Provinsi Jambi meningkat dalam tiga tahun terakhir.

Penulis: Dedy Nurdin | Editor: Teguh Suprayitno
tribunjambi/dedi nurdin
Ibnu Haris Al Husain, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Jambi. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Laporan kecelakaan maupun korban tenggelam di wilayah Provinsi Jambi meningkat dalam tiga tahun terakhir.

Badan Pencarian dan Pertolongan Basarnas Jambi mencatat setidaknya ada 36 kasus di tahun 2017.

Data ini kemudian meningkat ditahun 2018 dengan jumlah mencapai 60 kasus. Sementara di tahun 2019 hingga maret terdapat 21 kasus.

"Untuk kecelakaan kapal di perairan Jambi tahun 2017 ada dua kasus, di tahun 2018 ada tujuh kasus dan di tahun 2019 ada satu dan ada juga satu kasus pesawat mendarat secara darurat," kata Ibnu Haris Al Husain, Kepala Kantor Pencarian dan Pertologan Basarnas Jambi pada Rabu (27/3/2019).

Baca: Operasi Pasar di Jambi, Bea Cukai Temukan Alat Bantu Seks Ilegal Ditemukan Beredar di Jambi

Baca: Hari Keempat, Belum Satupun Peserta Pemilu di Jambi Lakukan Kampanye

Baca: Bandar Narkoba Digerebeg BNNP Jambi Saat Lagi Transaksi di Rumah Kost Danau Sipin

Baca: Barang Ilegal Beredar di Jambi Potensi Kerugian Mencapai Ratusan Juta

Basarnas juga mencatat jumlah korban jiwa akibat kecelakaan maupun korban tenggelam cukup tinggi dalam tiga tahun terakhir.

Di tahun 2017 Basarnas mencatat 27 orang meninggal dunia, di tahun 2018 jumlah korban jiwa mencapai 40 jiwa dan empat orang hilang.

Sementara tahun 2019 sejak januari hingga maret tercatat 18 orang meninggal dunia dan satu orang hilang.

"Korban jiwa juga cukup tinggi, dari operasi yang kita lakukan selama tiga tahun ini, paling banyak korban tenggelam. Empat orang hilang di tahun 2018 ada yang di hutan, diperairan dan satu orang di tahun 2019," pungkasnya.

Untuk memudahkan proses pencarian jika terjadi hal yang tidak di inginkan, Basarnas mengimbau masyarakat Baik Kapal angkutan laut maupun nelayan untuk menggunakan radio Beacon.

"Untuk perorangan juga ada, Radio Beacon ini memancarkan sinyal emergency kalau di hutan dinyalakan sinyalnya tetap terbaca di laut juga begitu nelayan kita sebaiknya menggunakan ini,"pungkasnya.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved