Perusahaan Efisiensi dan Kamu Dapat Tawaran Pensiun Dini, Apa yang Harus Kamu Lakukan?
Salah satu strategi perusahaan paling kepepet saat perlu melakukan efisiensi adalah menawarkan program pensiun dini bagi karyawan dengan kriteria
Perusahaan Efisiensi dan Kamu Dapat Tawaran Pensiun Dini, Apa yang Harus Kamu Lakukan?
TRIBUNJAMBI.COM - Salah satu strategi perusahaan paling kepepet saat perlu melakukan efisiensi adalah menawarkan program pensiun dini bagi karyawan dengan kriteria tertentu.
Tentu perusahaan sudah cermat menghitung pola dan sistem pensiun dini agar menarik di mata karyawan.
Harapannya karyawan senior yang cenderung bergaji lebih tinggi tertarik pensiun lebih dini sehingga secara jangka panjang perusahaan bisa menghemat biaya gaji karyawan.
Baca: Krishna Murti Sarankan Jomblo Cari Istri Seperti Syahrini yang Mau Menerima Reino Barack Apa Adanya
Baca: Cara Reino Barack Manjakan Syahrini, Incess Rela Lakukan Ini, Tanganya Reino Sampai di Paha Syahrini
Baca: Dipercepat! Pengumuman Hasil SNMPTN 2019, Pantau Laman snmptn.ac.id, Jangan Sampai Kelewat!
Namun, dari sisi karyawan, apakah tawaran pensiun dini yang mungkin menawarkan pesangon menggiurkan patut dipertimbangkan atau diikuti?
Sebelum mengambil keputusan penting ini, jika kebetulan Anda termasuk karyawan yang mendapat tawaran pensiun dini, sebaiknya telaah dan perhitungkan cermat saran-saran dari perencana keuangan berikut.

Menurut Prita Hapsari Ghozie, perencana keuangan dari ZAP Finance, ada tiga hal yang harus Anda hitung.
Pertama, Anda harus menghitung pemenuhan hak pesangon yang seharusnya diterima.
Baca: Beda Jawaban Maruf Amin vs Sandiaga Uno Soal Tenaga Kerja Asing saat Debat Cawapres 2019
Baca: Ingat dengan Eks Cherrybelle Cantik Ini? Begini Sekarang Kabar Devi Novianty Setelah Menikah
Kedua, Anda juga kudu menghitung saldo Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) dan tata cara pengalihannya ke program anuitas.
Ketiga, jangan lupa pula Anda menghitung saldo program BPJS Ketenagakerjaan.
Selain itu, seorang karyawan yang ditawari pensiun dini perlu mempertimbangkan prospek setelah pensiun. Apakah akan bekerja lagi di perusahaan lain, apakah Anda akan memulai usaha, atau total istirahat dari produktivitas?
Ketiga pilihan tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap kondisi finansial ke depan dan risiko yang melekat dengan masing-masing pilihan tersebut.
Eko Endarto, perencana keuangan dari Financia Consulting, berpendapat, seorang karyawan yang hendak mengambil pensiun dini perlu persiapan fisik dan mental.
Pensiun adalah sebuah kepastian, yang membedakan pensiun dini dan pensiun reguler hanya cara dan waktunya.
Baca: Cara Deteksi Hati yang Tidak Sehat, Mulai Kuku Rapuh hingga Muncul Kutu Laba-laba
Baca: Khusus Bulan Maret! Pegipegi Tawarkan Promo Maret Meriah, Beri Diskon Tiket Pesawat dan Kereta
“Itu terpenting, mereka harus menyiapkan mental dan fisiknya bukan sebagai pegawai, tetapi sebagai freelancer,” imbuh Eko.