JK Sebut Maruf Amin Dilatih Tim Khusus Debat dengan Sandiaga Uno, Dipersenjatai Tiga Kartu Sakti
Jusuf Kalla mengatakan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 KH Maruf Amin dalam kondisi
Debat Cawapres 2019: Jusuf Kalla Sebut Maruf Amin Disiapkan Tim Khusus, Dipersenjatai Tiga Kartu Sakti
TRIBUNJAMBI.COM-Debat Pilpres 2019 ketiga akan digelar pada (17/3/2019) malam dengan mempertemukan cawapres Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno.
Bagaimana kesiapan kedua Cawapres tersebut?
Di Bandung, Jusuf Kalla mengatakan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 KH Maruf Amin dalam kondisi siap mengikuti debat cawapres nanti malam dengan cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno.
Jusuf Kalla adalah Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin.
"Saya kira dua-duanya siap, tapi kita tunggu saja. Mudah-mudahan nanti menarik," ujar Jusuf Kalla saat ditemui di acara Silaturahmi Kebangsaan di Hotel Horison Kota Bandung, Minggu (17/3/2019).
Ia meyakini KH Maruf Amin bisa tampil baik saat debat cawapres tersebut. Meskipun, menghadapi lawannya, Sandiaga Uno yang usianya jauh lebih muda.
"Enggak ada saran khusus. Ada tim khususnya sendiri. Kita lihat nanti debatnya," ujar JK, sapaan akrab Jusuf Kalla.
Menarik
Sementara itu seorang pengamat politik mengatakan debat kali ini akan berjalan menarik.
Itu karena mempertemukan dua orang dengan latar belakang berbeda.Ia merinci kehadiran Kartu Sembako Murah akan menjawab permasalahan kesehatan seperti stunting dan kekurangan gizi.
Begitu pula terkait isu pendidikan lewat Kartu Indonesia Pintar-Kuliah, dimana anak-anak dari keluarga kurang mampu bisa ke bangku kuliah.
Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin saat menghadiri Harlah Nahdlatul Ulama (NU) ke-93 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis (14/2/2019) siang. (Tribunnews.com/Dennis Destriyawan)
Kendati begitu, pihaknya mengakui masalah kesehatan takkan lepas dari belum maksimalnya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang berdampak pada rendahnya pelayanan kesehatan untuk peserta BPJS.
Sejak 2014, defisit keuangan lembaga ini terus membengkak hingga mencapai Rp12 triliun.
Hal ini pula yang membuat Presiden Jokowi kala itu sempat menyemprot Kepala BPJS bersama Kementerian Kesehatan.