PERINTAH Pak Harto yang Melawan Harus Ditembak: Petrus Dipicu Aksi Kejahatan Semakin Brutal

TRIBUNJAMBI.COM--Suasana di kota Yogyakarta, dan kota besar lainnya pada era 1980-an mendadak mencekam.

Editor: ridwan
zoom-inlihat foto PERINTAH Pak Harto yang Melawan Harus Ditembak: Petrus Dipicu Aksi Kejahatan Semakin Brutal
tribunnews
Ilustrasi

TRIBUNJAMBI.COM--Suasana di kota Yogyakarta, dan kota besar lainnya pada era 1980-an mendadak mencekam.Waktu itu, para preman yang saat itu dikenal gabungan anak liar alias Gali yang menguasai berbagai wilayah operasi tiba-tiba dibidik.

Mereka diburu oleh tim Operasi Pemberantasan Kejahatan (OPK) yang kemudian dikenal sebagai penembak misterius (Petrus).

Ketika melakukan aksinya, tak jarang suara letusan senjata api para penembak misterius terdengar oleh masyarakat sehingga suasana tambah mencekam.

Mayat para korban penembakan atau pembunuhan misterius itu umumnya mengalami luka di kepala serta leher dan dibuang di lokasi yang mudah ditemukan penduduk.

Baca: INILAH Aturan Baru Penerimaan Siswa TK, SD, SMP, SMA, dan SMK pada 2019: SMK Proses Seleksi Khusus

Ketika ditemukan, mayat biasanya langsung dikerumuni penduduk dan menjadi headline media massa yang terbit di Yogyakarta.

Berita tentang terbunuhnya para tokoh gali itu sontak menjadi heboh dan menjadi bahan pembicaraan di semua wilayah DIY hingga ke pelosok-pelosok kampung.

Meskipun merupakan pembunuhan misterius, hampir semua penduduk Yogyakarta saat itu paham bahwa pelaku atau eksekutornya adalah para aparat militer dan sasarannya adalah para gali terkenal.

Disebut sebagai gali terkenal karena tokoh di dunia kejahatan itu secara terang-terangan menguasai satu lokasi.

Mereka memungut uang dari lokasi yang menjadi kekuasaannya, bisa seenak hati menganiaya orang yang dianggap melawan, merampok atau melakukan kejahatan lainnya secara terang-terangan.

Baca: Makeup Ibu-ibu Pejabat Luntur, Syarif Fasha Ajak Eselon III dan IV Pelantikan di Pinggir Danau Sipin

Kadang-kadang aparat polisi setempat malah tidak berani bertindak karena pengaruh si tokoh gali demikian besar.

Terbunuhnya para tokoh gali secara misterius sebenarnya membuat warga senang. Tapi para gali yang hanya memakai status itu sebagai ajang gagah-gagahan menjadi sangat ketakutan.

Aparat keamanan di Yogyakarta memang mengakui bahwa pihaknya sedang melakukan OPK (Operasi Penumpasan Kejahatan) terhadap para gali.

Tapi siapa tim OPK yang menjalankan tugas tidak pernah diberi tahu dan hingga kini masih tetap misterius.

Aparat militer di Yogyakarta saat itu terpaksa turun tangan untuk melakukan pembersihan mengingat tindak kejahatan para gali sudah keterlaluan. Bahkan masyarakat cenderung lebih takut terhadap para gali dibandingkan aparat kepolisian.

Baca: Unggah Muak dengan #EnergyOfAkad, Akun Sosmed Dian Mirza, Pembaca Berita Diserbu Netizen

Turunnya aparat militer dalam operasi OPK itu diakui sendiri oleh Letkol M.Hasbi yang saat itu menjabat sebagai komandan Kodim 0734 yang juga merangkap Kepala Staf Garnisun Yogyakarta. Meskipun cara kerja tim OPK itu tidak pernah diumumkan, modus operandinya mudah ditebak.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved