Melihat Desa Ular di Cina, Rata-rata Penduduknya Sudah Biasa Digigit, Pemasukannya Rp 172 Miliar
Mereka tidak lagi khawatir pada hewan yang bisa menghilangkan nyawa itu. Mereka tekah digigit berkali-kali
Melihat Desa Ular di Cina, Rata-rata Penduduknya Sudah Biasa Digigit, Pemasukannya Rp 172 Miliar
TRIBUNJAMBI.COM - Berternak unggas, atau hewan-hewan ternak lainnya seperti sapi, kambing, sudah sangat biasa dilakukan.
Bagaimana bila yang diternakkan adalah ular?
Ya, sebuah desa di China mendapat julukan sebagai 'desa ular' lantaran sebagian besar penduduknya memilih berternak ular.
Seperti yang dilakukan Fang Yin dan istrinya Yang Xiaoxia, menurut mereka hidup sebagai petani ular di China Timur adalah pilihan yang tepat.
Mereka tidak lagi khawatir pada hewan yang bisa menghilangkan nyawa itu. Mereka tekah digigit berkali-kali.
Baca: Ini 7 Aliran Keagamaan yang Diawasi Tim Pakem Sarolangun, Satu Diantaranya Sudah Dilarang
Baca: Ini 7 Aliran Keagamaan yang Diawasi Tim Pakem Sarolangun, Satu Diantaranya Sudah Dilarang
Baca: Penumpang China Airlines Bawa Proyektil Amunisi di Bandara Juanda Surabaya, Apa Tujuannya?
"Awalnya saya takut, tapi sekarang saya sudah terbiasa dengan semua ini," kata Fang dikutip dari Scmp.com.
Seolah-olah untuk membuktikannya, pria berusa 30 tahun itu mengenakan baju tanpa lengan saat melakukan aktivitasnya di rumahnya di desa yang sunyi, Zisiqiao, provinsi Zhejiang.
Ya desa sunyi, karena populasi warga di desa tersebut berkurang, kini hanya mencapai 600 jiwa.
Ini membuat Zisiqiao telah dijuluki "desa ular" oleh media, setelah banyak rumah tangga di sana mulai memelihara ular untuk makanan dan obat tradisional China sejak empat dekade lalu.

Sebuah keputusan yang pada akhirnya membantu mengubah ekonomi lokal.
Fang memperlihatkan bagaimana aktivitasnya sehari-hari dalam memelihara ular-ular ini.
Fang mengambil ular yang sedang hamil dari karung jaring.
Fang mengambil ular yang sedang hamil dari karung jaring.
Tampak, Fang mengangkat ular yang sedang hamil dari salah satu kantong jaring.
