Grace Natalie: Intoleransi Lama-lama Kita Anggap Biasa

Grace mengibaratkan fenomena itu dengan “normalisasi Intoleransi”. Grace menyayangkan fenomena ini

Editor: Nani Rachmaini
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (Ketum PSI) Grace Natalie. 

Grace Natalie: Fenomena Berbahaya Ketika Intoleransi Lama-lama Kita Anggap Biasa

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menyebut ada fenomena yang dianggap membahayakan persatuan masyarakat Indonesia.

Grace mengibaratkan fenomena itu dengan “normalisasi Intoleransi”. Grace menyayangkan fenomena ini, dapat menimbulkan konflik yang akan menghancurkan toleransi di masyarakat.

Hal ini disampaikan Grace dalam pidato politik di Festival 11 Yogyakarta yang bertempat di Graha Pradipta Jogja Expo Center pada Senin 11 Februari 2019. Acara dihadiri sekitar 2.000 hadirin yang terdiri dari pengurus, kader, dan simpatisan PSI.

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia, Grace Natalie
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia, Grace Natalie (kompas.com)

Grace Natalie ungkap fenomena intolerasi yang merebak di masyarakat:

  • Pembiaran penyerangan atas kelompok yang berbeda keyakinan
  • Penutupan tempat ibadah
  • Meluasnya ceramah kebencian

Baca: Gubernur Jambi Pengganti Zumi Zola Dilantik Besok, Ini Kabar Terkini Sherrin Tharia Istri Zumi Zola

Baca: Polda Jambi Gelar Seminar Say No To Hoax & Cyber Crime, Dihadiri Relawan Capres-Cawapres

Baca: Residivis Teroris Ditangkap Densus 88 Saat Akan ke Suriah Lewat Iran

“Pembiaran penyerangan atas kelompok yang berbeda keyakinan, penutupan tempat ibadah, meluasnya ceramah kebencian, lama-lama menjadi sesuatu yang kita anggap biasa," ujar Grace melalui keterangan tertulisnya, Senin (11/2/2019).

"Inilah fenomena berbahaya yang disebut aktivis peneliti perempuan Sandra Hamid sebagai normalisasi intoleransi,” kata Grace saat berpidato politiknya yang berjudul 'Musuh Utama Persatuan Indonesia'.

Grace kemudian menjelaskan bahwa gejala normalisasi intoleransi adalah ketika masyarakat semakin menganggap intoleransi sebagai sesuatu yang normal.

“Gejala normalisasi intoleransi adalah ketika masyarakat semakin menganggap intoleransi sebagai sesuatu yang normal akibat meluasnya kampanye kultural yang mengajak orang hanya berpikir secara biner: hitam – putih. Kaum kita – musuh kita,” tutur Grace.

Di tengah gelombang normalisasi intoleransi yang semakin besar ini, Grace menegaskan, PSI tidak akan diam.

PSI akan melawan segala bentuk ancaman bagi persatuan masyarakat Indonesia karena sesuai dengan perjuangan pokok PSI yaitu melawan intoleransi.

Baca: Pria Ini Edarkan Sabu untuk Pekerja Perusahaan, Juga Sediakan Warung untuk Tempat Langsung Konsumsi

Baca: Ani Yudhoyono Harus Diopname di Singapura, Hingga Saat Ini Belum Diketahui Penyakitnya

Baca: Kunjungi Batanghari, Ini yang Disampaikan Danrem tentang Program Pencegahan Karhutla di Jambi

Grace menegaskan bahwa fenomena normalisasi intoleransi yang membahayakan inilah yang akan menjadi prioritas pertama yang harus PSI selesaikan, yaitu melawan segala bentuk ancaman bagi persatuan masyarakat.

TONTON VIDEO: Viral Video Detik-detik Panggung Pelaminan Roboh hingga Pengantin Jatuh ke Kali

IKUTI INSTAGRAM KAMI: TER-UPDATE TENTANG JAMBI

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Grace Natalie Kecam Pembiaran Intoleransi

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved