Berawal dari Iseng, Heri dan Kawan-kawan 'Sulap' Pekarangan Rumah Jadi Kebun Melon
“Sekarang ini kami bingung buah hasil panen ini kami lempar kemana. Apalagi masyarakat sudah minta diajarin menanam,” katanya.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Deni Satria Budi
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL - Dengan luas lahan seadanya, Heri Kiswanto dan kawan-kawan yang tergabung dalam kelompok tani, memanfaatkan pekarangan rumah menjadi kebun buah melon.
Kebun melon yang berada di pekarangan seluas 20 x 50 meter ini berada di Desa Sungai Keruh, RT 2, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.
Siapa sangka, berawal dari iseng, pekarangan rumah yang dulunya tidak ada apa-apa tersebut, oleh Heri Kriswanto dan kawan kawan di ‘sulap’ menjadi kebun melon.
Baca: 2 Penghuni Rudenim Manado Bakar Diri, Sajjad Nekat Saat Ada yang Bilang Coba Kalau Kamu Berani
Baca: VIDEO: Fahrul Amin, Bocah Tunanetra Hafal Al Quran 30 Juz
Baca: Pemutihan BBN, Samsat Merangin Kantongi Ratusan Juta. Ayo, Mumpung Gratis dan Waktu Masih Panjang
Kebun di tengah hamparan sawit ini mereka menanam dua varian, yaitu Melon Madu (warna hijau) dan Melon Golden (Warna Kuning).
Pria yang merupakan salah satu ketua Ketua Bumdes yang merupakan Alumnus Universitas Batanghari ini menceritakan untuk proses pemeliharaan atau berkebun tidaklah begitu rumit atau susah.
Sebelum ditanam, tanah terlebih dahulu digemburkan. Lalu dicampurkan dengan pupuk (kotoran sapi, abu sawit), kemudian diratakan sembari membuat gundukan. Gundukan tersebut dibiarkan terlebih dahulu selama satu bulan untuk proses fermentasi tanah.
Bibit tersebut juga sebelumnya disemaikan dengan jangka waktu dua minggu sebelun dipindahkan ke kebun.
Dengan masa hidup batang sekitar 60 hari, hama yang paling ditakuti yaitu berupa jamur, dengan nama Jamur Pusarium.
Jamur ini sangat diwanti-wanti para petani, sebab jamur ini tidak tampak gejalanya namun memberikan dampak dengan tanman yang tiba tiba mati. Sehingga bila terjadi akan menimbulkan kerugian.
Baca: Begini Cara Forum Wartawan Merangin, Peringati Hari Pers Nasional 2019
Baca: UPDATE WhatsApp, 12 Kode Rahasia yang Belum Banyak Diketahui, Tips Menghilangkan Online, Cara Sadap
Baca: Road Sefti Milenial Festifal di Tanjab Timur, Banyak Acara dan Juga Doorprize, Ingat Ini Waktunya
Untuk mengatasi jamur tersebut, pihaknya telah berkonsultasi dengan pihak terkait melalui penyuluh, namun hingga saat ini belum mendaptkan hasil untuk megatasinya.
Dengan luasan 20x50 meter tersebut, Heri dkk menanam sekitar 1500 batang melon, dengan menghasilkan buah mulai satu hingga dua per batang dengan modal awal sekitar Rp 15 juta.
Bayangkan saja, dengan luasan tersebut jika berhasil bisa menghasilkan 2.250 buah, dengan berat rata rata 2 kilogram per buah. Maka hasilnya mencapai 4.500 kilogram. Buah melon dijual dengan harga Rp 15 ribu per kilogram.
Baca: TERUNGKAP Isi Percapakan UAS dan Mbah Maimoen, Gus Yasin Beberkan Seperti Guru dan Murid
Baca: SUBHANALLAH Fahrul Amin Bocah Tunanetra Hafal Al Quran 30 Juz, Ini Video dan Tips Cara Menghapalnya
Baca: Cinta Sejati, Model Cantik Tak Juga Move On Kekasih Meninggal Setahun Lalu, Unggahannya Mengharukan
Dengan kehadiran kebun melon di pekarang tersebut, dia menceritakan masyarakat mulai tertarik untuk membudidayakannya. Namun saat ini yang dikhawatirkan adalah penumpang buah. Sebab saat ini buah yang dipanen tersebut belum tahu kemana akan ‘dilempar’.
“Sekarang ini kami bingung buah hasil panen ini kami lempar kemana. Apalagi masyarakat sudah minta diajarin menanam,” katanya.
Saat ini dia hanya menjual dengan mengecer ke pedagang disekitar tersebut, sembari mencari orang yang mau menampungnya.
Dia berharap kedepannya kepada pemerintah melalui dinas terkait agar meperhatikan masyrakatnya. Terlebih dia berkeinginan akan mengembangkan dengan menambah luasan kebun dengan menyertakan masyarakat. (DARWIN SIJABAT)
