Peredaran Uang Palsu di Jambi Meningkat, Umumnya Pecahan Besar, GNNT Meminimalisir Uang Palsu

"Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan penemuan uang palsu pada tahun 2017 yakni sebanyak 1.493 lembar," ujarnya, Jumat (8/2/2019).

Penulis: Fitri Amalia | Editor: Deni Satria Budi
tribunjambi/fitri
BI Jambi, ungkap peredaran uang palsu tahun terakhir meningkat di Provinsi Jambi. Untuk itu, dengan GNNT, diharapkan bisa meminimalisir peredaran uang palsu 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Fitri Amalia

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Untuk meminimalisir beredarnya uang palsu, Bank Indonesia (BI) terus mendorong penggunaan transaksi non tunai yang terdapat dalam program gerakan nasional non tunai atau GNNT.

A. Pandu Wirawan, Kepala Tim Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah Layanan dan Administrasi Bank Indonesia Provinsi Jambi, selain dapat terhindar dari peredaran uang palsu, masyarakat juga dapat meminimalisir terjadinya tindakan kriminalitas dengan GNNT.

Menurut data Bank Indonesia Sepanjang 2018, jumlah uang palsu yang dilaporkan ke Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebanyak 1.885 lembar.

Baca: Tak Masuk DPT, Pemilih Bisa Masuk ke DPTb. KPUD Sarolangun Masih Gencar Lakukan Tahapan DPTb dan DPK

Baca: Sosok Buniarti Ningsih Ahok Akhirnya Muncul, Ungkap Masa Lalu BTP dan Alasan Berjiwa Keras

Baca: Putra Maruf Amin Sebut Sang Ayah Anti Poligami, Simak Fakta Menarik Mbah Kiyai

"Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan penemuan uang palsu pada tahun 2017 yakni sebanyak 1.493 lembar," ujarnya, Jumat (8/2/2019).

Pandu mengatakan, dengan banyaknya laporan uang palsu bisa jadi masyarakat semakin mengerti dan memahami perbedaan uang palsu dan uang yang asli. Masyarakat juga sudah paham bagaimana harus melaporkan jika sudah mendapatkan uang palsu.

"Slogan Dilihat, diraba dan diterawang BI sudah dipahami dan praktekan dengan baik oleh masyarakat, " tuturnya.

Baca: Waspada, Inilah Jenis Uang Palsu yang Paling Sering Ditemukan Bank Indonesia Jambi

Baca: BREAKINGNEWS: Warga Geger Penemuan Mayat Pria Terapung di Pulau Pandan, Kota Jambi

Baca: Curhat Pilu Ibu Hamil 4 Bulan Ditelantarkan Suaminya yang Kecanduan PUBG, Sampai Dituding Durhaka

Pandu juga menyebutkan, jumlah uang palsu yang paling banyak beredar adalah pecahan Rp50.000 dan Rp100.000 untuk pecahan Rp50.000 ditemukan sebanyak 1.465 lembar sedangkan pecahan Rp 100 ribuan sebanyak 386 lembar. Pelaku pemalsu uang ini memang banyak memalsukan uang dalam pecahan besar.

"Modusnya banyak seperti itu, pecahan besar banyak yang dipalsukan," tuturnya.

Ia menyebutkan dari Januari hingga Desember 2018 penemuan uang palsu terbanyak terjadi pada bulan November yakni sebanyak 400 lembar. kemudian disusul pada bulan Februari sebanyak 360 lembar dan pada bulan Maret sebanyak 264 lembar.

Baca: Model Cantik Anggia Chan Lengket ke Vicky Prasetyo, Paparkan Sosok Pria yang Taat Salat 5 Waktu

Baca: Penerawangan Wanita Indigo Tentang Pernikahan Syahrini, Naomi Bilang Reino Barack Ragu

Yang bukan penemuan uang palsu ini berasal dari beberapa sumber penerimaan seperti loket penukaran temuan dari kas keliling.

"Masyarakat nyetor ke bank, kemudian ada dugaan yang palsu nanti bank yang melapor ke BI," pungakasnya. (*)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved