Ahli Perang Kota dan Penjinak Bom, Pasukan Pelindung dari Serangan Teroris Itu Bernama Tim Gegana
Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun kebelakang, sering mengalami serangan dan ancaman bom dari kelompok teroris.
TRIBUNJAMBI.COM - Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun kebelakang, sering mengalami serangan dan ancaman bom dari kelompok teroris.
Hotel, rumah ibdah hingga kantor polisi jadi sasaran bom teroris.
Serangan bisa datang tanpa diduga, bisa di saat kota sedang tenang, atau di saat tengah keramaian.
Dari serangan bom di Hotel JW Marriot tahun 2003 hingga serangan teror di pos polisi Sarinah beberapa waktu lalu, menjadikan satuan Gegana Brimob Polda Metro Jaya (PMJ) tidak bisa tidak harus dalam kondisi siaga penuh.
Baca Juga:
Mengenal Danau Nyos, Tempat Roh Jahat dan Sebagai Danau Paling Mematikan di Dunia
Nasib Model Cantik Berpenghasilan Satu Juta Dollar, Setelah Menikah Malah Jadi Gelandangan
Ini Kata Polisi Soal Video Viral Seorang Pria Hancurkan Motornya Sendiri Karena Ditilang Polantas
Jumlah Keluarga Miskin di Sarolangun, Masih Pakai Data 2015, Dinsos Minta Kades Segera Buat Laporan
Itu baru bicara Jakarta, padahal satuan ini harus mengamankan kawasan penyangga ibu kota juga seperti Tangerang dan Bekasi.
Seperti saat Commando bertandang ke markas Gegana PMJ beberapa waktu lalu. Saat itu seluruh anggota yang berstatus on duty dilarang meninggalkan asrama.
Kegiatan latihan yang disebar di kawasan Senayan untuk latihan menembak dan di Cikarang untuk latihan penyerbuan, untuk sementara ditiadakan.
Anggota hanya melakoni latihan menembak kering, penanganan huru-hara, dan latihan kemampuan lainnya di dalam area markas.
"Kami sedang berstatus siaga penuh, tidak ada yang bisa keluar markas," ujar Komisaris Polisi Jerrold Kumontoy, Kepala Detasemen Gegana PMJ.

Sebagai catatan tambahan, di kesempatan itu Kompol Jerrold sempat berujar bahwa target teror saat ini agak bergeser.
Jika awalnya kelompok-kelompok teroris menjadikan tempat berbau Amerika Serikat sebagai sasaran utama, maka saat ini target mereka justru mengarah ke pemerintah, TNI serta Polri yang dipercaya harus diperangi.
Ia mengatakan itu tak lebih satu bulan dari serangan teror di pos polisi Sarinah yang menawaskan empat orang, termasuk si eksekutor teror.
Selain teror yang menyangkutpautkan dengan agama seperti selama ini dilakukan, aksi teror yang ada di wilayah Jabodetabek saat ini juga semakin berkembang.
Baca Juga:
Tambah City Gas untuk Masyarakat, Wawako Maulana Sampaikan Komitmen di Dirjen Migas
Sempat Berencana Menabung Hingga Miliki Rumah Bersama, Ge Pamungkas Bersiteru Dengan Angie Ang
Sekda M Dianto Berharap Hasil Pemeriksaan APBD Provinsi Jambi 2018 Lebih Baik dari Tahun 2017
Ingat teror bom di beberapa pusat perbelanjaan di Tangerang tahun 2015 lalu?
Itu contoh kecil bahwa individu yang tidak bergabung dengan kelompok teror manapun sekarang ini juga mampu melakukan aksi teror dengan alasan pribadi.