Ahli Perang Kota dan Penjinak Bom, Pasukan Pelindung dari Serangan Teroris Itu Bernama Tim Gegana

Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun kebelakang, sering mengalami serangan dan ancaman bom dari kelompok teroris.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
tribunjambi/wahyu herliyanto
Latihan simulasi pengamanan di terminal Sultan Thaha Jambi menggegerkan para pengguna jasa bandara, Selasa (24/4/2018). 

Sebabnya, tiap orang dapat dengan mudah mendapatkan bahan peledak dan juga dengan mudahnya mendapatkan tutorial membuat sebuah bom.

Detasemen Gegana Polda Metro Jaya

Personel terbatas, wilayah luas, lahan kecil

Menurut Kompol Jerrold, itulah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi satuannya dalam menggawangi Jabotabek dengan terus berkembangnya latar belakang teror dan teroris itu sendiri.

Ia menceritakan bahwa sejatinya tiap bom itu memiliki karakternya sendiri-sendiri.

Dari karakter bom itu kita bisa memperkirakan kelompok mana yang merakitnya.

Masalahnya, seperti sudah disebutkan sebelumnya, tiap orang saat ini bisa dengan mudah mendapat bahan peledak beserta tutorial merakit bahan itu menjadi bom.

Ilustrasi - Anggota gegana mengamankan barang bukti dari rumah  kontrakan terduga teroris di RT 35 Kampung Bugis, Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Kota Jambi, Selasa (30/5). Penggerebekan dialakukan pada Senin (29/5), tersangka diamankan olehDensus 88 Anti Teror Mabes Polri dibantu Densus 88 Anti Teror Polda Jambi dibawa ke Polda Jambi untuk pemeriksaan. Barang bukti juga ikut diamankan berupa laptop dan CPU dan beberapa barang bukti penting lainnya milik tersangka .  TRIBUN JAMBI/HANIF BURHANI
Ilustrasi - Anggota gegana mengamankan barang bukti dari rumah kontrakan terduga teroris di RT 35 Kampung Bugis, Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Kota Jambi, Selasa (30/5). Penggerebekan dialakukan pada Senin (29/5), tersangka diamankan olehDensus 88 Anti Teror Mabes Polri dibantu Densus 88 Anti Teror Polda Jambi dibawa ke Polda Jambi untuk pemeriksaan. Barang bukti juga ikut diamankan berupa laptop dan CPU dan beberapa barang bukti penting lainnya milik tersangka . TRIBUN JAMBI/HANIF BURHANI (TRIBUNJAMBI/HANIF BURHANI)

Sehingga, di beberapa aksi teror yang terjadi tahun lalu, asal-usul bomnya lebih sulit ditentukan.

Tantangan ini kemudian bertemu dengan segala keterbatasan yang ada, baik dari sisi jumlah personel maupun tempat berlatih.

Berdasarkan Peraturan Kapolri nomor 22 tahun 2010, Detasemen Gegana PMJ "hanya" boleh memiliki kekuatan sebanyak 187 personel.

Dari markas yang berlokasi di Petamburan, Jakarta Barat, mereka harus mengamankan tiga wilayah lain di luar Jakarta, yaitu Bekasi, Tangerang, dan Bogor yang notabene memiliki kondisi lalu lintas luar biasa padat.

"Kami sudah memiliki perencanaan jalur operasi saat, misalkan, ada panggilan darurat di Bekasi pada jam-jam sibuk. Target kami di bawah 30 menit personel sudah harus siap berangkat," jelas Jerrold.

Soal markas pun tak kalah terbatasnya. Markas Gegana berada di tengah pemukiman padat penduduk, luasnya pun tak lebih dari 2.000 meter persegi.

Baca Juga:

Model Cantik Avriellya Blak-blakan Kasus Prostitusi Online, Senang Saat Terima Uang Hidung Belang

Perindah Kawasan Wisata Danau Sipin, Pemkot Ajukan PJU Solar Cell

VIRAL! Video Cewek Sengaja Melorotin Handuk Depan Ojek Online, Ternyata Aksi Prank

Lahan seluas itu dijejali beragam kendaraan taktis semacam Baracuda dan kendaraan operasional lainnya. Belum lagi bangunan kantor dan tempat istirahat personel berstatus siaga.

Dengan kondisi ini, tak heran jika latihan penyerbuan dan latihan tembak dilakukan di luar markas, meminjam lapangan tembak Perbakin, lapangan tembak markas Brimob Kelapa Dua, Depok, atau malah meminjam markas Detasemen D Brimob Cikarang.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved