Imlek 2019
Imlek 2019 - Klenteng Tertua di Jakarta yang Berdiri Sejak 1650 Kebanjiran Pengunjung
Pengunjung di Klenteng tertua di Jakarta tersebut diperkirakan akan mencapai 7000 pengunjung terutama dari kalangan etnis Tionghoa
TRIBUNJAMBI.COM - Hari raya imlek mendatangkan sejumlah berkah bagi tingginya destinasi kunjungan ke tempat wisata bersejarah yang ada di sejumlah lokasi. Di Jakarta Klenteng Kim Tek Ie mengalami lonjakan pengunjung menjelang Imlek tahun ini. Pengunjung di Klenteng tertua di Jakarta tersebut diperkirakan akan mencapai 7000 pengunjung di Vihara yang terletak di kawasan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta.
Tahun lalu pengunjung Vihara mencapai sekitar 5000. Tahun ini usai vihara merenovasi beberapa bagian pengunjung diperkirakan akan bertambah lebih banyak.
"Dari sebulan yang lalu sudah mulai berdatangan. Pengunjung berasal dari macam-macam. Luar kota, mancanegara, ada India, Taiwan, Tiongkok, Inggris dan USA," tutur Zhaky Sundoro Aggie, Karyawan Vihara Kim Tek Ie kepada Kontan.co.id, Sabtu (2/2).
Kebanyakan pengunjung datang untuk bersembahyang. Namun banyak juga pengunjung yang datang untuk mengenal lebih jauh seperti apa vihara tertua ini.
Baca: 4 Cara Pegang HP Prediksi Kepribadian Kamu. Kamu Nomor Berapa ?
Vihara Kim Tek Ie merupakan vihara tertua di Jakarta selain vihara di Ancol. Vihara Kim Tek Ie dibangun pada tahun 1650.
Vihara ini dibangun oleh seorang Letnan Tionghoa bernama Kwee Hoen dan dinamakan Kwan Im Teng.
Dalam buku karangan Claudine Salmon (2003) yang berjudu

l "Klenteng-klenteng dan Masyarakat Tionghoa di Jakarta", Vihara Kim Tek Ie diperkirakan ikut terbakar pada tahun 1740, atau saat pembantaian komunitas Tionghoa di Pecinan.
Baca: Imlek 2019 Begini Kata Pakar Feng Shui, Peluang Prabowo- Sandiaga di Pilpres 2019
Pada tahun 2015 Vihara Kim Tek Ie juga pernah terbakar akibat kelalaian saat penyalaan lilin. Hanya bagian tengah vihara saja yang masih utuh saat kebakaran terjadi.
Vihara ini dihuni oleh 27 patung dewa. Salah satu patung yang telah ada sejak dulu ialah patung Dewi Kwan Im.
Patung ini berhasil diselamatkan saat kebakaran terjadi pada tahun 1740. Patung ini terletak dibagian depan vihara dan masih dirawat dengan baik hingga sekarang.
Baca: Teaser Film Avengers: Endgame Diputar di Super Bowl, Ada Hal yang Bikin Salah Fokus dari si Captain
Menyimpan Sejarah sejak 1650
Dilansir dari Kompas.com, Wihara yang dikenal dengan nama Dharma Bhakti dibangun pada abad 16, tepatnya 1650. Waktu wihara dibangun berdekatan dengan masuknya peradaban China ke Indonesia.
Saat itu, Jakarta masih bernama Batavia. Kota itu masih dikuasai persekutuan dagang pengusaha Belanda (VOC). Indonesia memang belum merdeka. Hal itu diterangkan dalam buku "Klenteng-klenteng dan Masyarakat Tionghoa di Jakarta" karangan Claudine Salmon (2003).
Pembangunan kelenteng sebenarnya tak ada hubungannya dengan komunitas Tionghoa yang tinggal di kawasan itu seperti sekarang. Barulah pada abad 17, VOC menempatkan masyarakat Tionghoa dalam satu wilayah yang kini dikenal sebagai Pecinan—wilayah di sekitar kawasan kelenteng berdiri.
Hal tersebut dilakukan agar imigran gelap yang datang dari China dapat diawasi. Masih berdasarkan buku itu, disebutkan juga bahwa kemungkinan besar Wihara Dharma Bhakti ikut terbakar pada 1740, atau saat pembantaian komunitas Tionghoa di Pecinan.
