Penderita Gangguan Jiwa di Batanghari Meningkat Tajam Tahun 2018, Pengaruh Ekonomi dan Narkoba
Penderita gangguan jiwa di wilayah Kabupaten Batanghari tahun 2018 meningkat dibandingkan pada tahun 2017.
Penulis: Abdullah Usman | Editor: bandot
Laporan Wartawan Tribun Jambi Abdullah Usman
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BULIAN - Penderita gangguan jiwa di wilayah Kabupaten Batanghari tahun 2018 meningkat dibandingkan pada tahun 2017.
Berdasar data Dinas Kesehatan Batanghari Kasus gangguan jiwa pada Tahun 2018 mengalami peningkatan.
Kasus gangguan jiwa di Kabupaten Batanghari dua tahun terakhir mengalami peningkatan tren, dimana kasus gangguan biwa tersebut didominasi masyarakat kawasan perkotaan dengan kalangan usia produktif bahkan remaja.
Berdasarkan data yang dihimpun Tribunjambi.com, dari Dinas Kesehatan Batanghari penderita gangguan kejiwaan (ODGJ) pada tahun 2018 sebanyak 518 orang jumlah tersebut terbilang meningkat dari tahun sebelumnnya 2017 pada saat itu masih digabung dengan penyakit epilepsi dengan total 383 jiwa.
"Sangat terlihat perubahannya, padahal pada tahun 2017 itu masih digabung dengan penyakit epilepsi. Di 2018 angkanya sudah 500 an diluar epilepsi," jelas Kepala Dinas Kesehatan Batanghari dr. Elfie Yennie kepada tribunjambi.com.
Baca: Bayi 8 Bulan Diminumkan Vodka oleh Ibunya, yang Terjadi Kemudian Sudah Dapat Diduga
Baca: Fenomena Mati Suri Benarkah Ada? Pria Ini Kisahkan Saat Mati Suri Ia Melihat Dunia Akhirat
Baca: Berani Datangi Nikahan Mantan, Pria Ini Dapat Perlakuan Khusus Mempelai dan Orangtua Pengantin
Baca: Kenali Kelebihanmu dengan Tes Mudah Ini, Pilih Matahari, Banyak yang Kaget Setelah Tahu Artinya
Berdasarkan data tersebut, yang lebih mengejutkan lagi peringkat tertinggi masyarakat dengan penderita gangguan jiwa berada di Kecamatan Muara Bulian yang merupakan ibukota Kabupaten.
Pada tahun 2017 di Kecamatan Muara bulian tercatat 17 orang diketahui mengidap penyakit gangguan jiwa, namun jumlah tersebut bertambah dua kali lipat pada tahun 2018 menjadi 75 orang.
" Jumlah tersebut termasuk data yang dihimpun dari penderita yang dirawat dirumah rumah dan di RSJ Jambi. Yang memprihatinkan lagi didominasi kalangan usia 25-64 tahun bahkan usia remaja pun ada," sebut dr Elfie
Banyak faktor yang menjadi penyebab, hal tersebut terjadi, terutama faktor ekonomi dan faktor keturunan yang mendominasi.
Juga yang sangat disayangkan dan tidak dipungkiri akibat pencandu akut narkoba yang menyerang sistem saraf mereka terutama kalangan remaja.
" Untuk tindak lanjut dari penderita tadi yang berada dikeluarganya, diantaranya dengan melakukan rawat jalan dipuskesmas puskesmas dengan pemberiannobat rutin, kecuali bagi penderita gangguan jiwa berat harus di RSJ," jelasnya.
Dikatakan Elfie untuk pengobatan sendiri gratis asalkan, pasien atau penderita gangguan kejiawaan tersebut memiliki layanan BPJS dan Jamkesda Provinsi.
Baca: Jokowi Lulus Tahun 1982 Dari SMA N 6 Surakarta yang Berdiri 1986, Penjelasan Guru dan Bocoran Nilai
Baca: Perjalanan Aris Idol Sebelum Ditangkap Karena Narkoba, Berawal dari Pengamen hingga Akan Bercerai
Baca: Heboh 10 Years Challenge, Penasaran dengan Perubahan Lucinta Luna, Elly Sugigi Menantangnya
Kurang Perhatian Keluarga
Dinas Sosial Batanghari sebut Kurangnya perhatian pihak keluarga ODGJ, membuat kasus dibatanghari terutama kecamatan Muara Bulian meningkat.
" Berdasarkan hasil evaluasi kita terhadap penderita ODGJ, dan stres dibatanghari terutama kawasan Muara Bulian. Kebanyakan mereka kurangnya perhatian dan perawatan dari keluarga. Kebanyakan penderita tersebut bukan pendatang melainkan warga Batanghari," ujar Kabid Pemberdayaan dan rehabilitasi sosial Srimarta Puriana kepada tribunjambi.com Rabu (16/1)