Bahaya Sekunder Intai Warga yang Tinggal di Aliran Sungai yang Berhulu di Gunung Agung yang Erupsi
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi ± 4 menit 26 detik.
Bahaya Sekunder Intai Warga yang Tinggal di Aliran Sungai yang Berhulu di Gunung Agung
TRIBUNJAMBI.COM - Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali kembali mengalami erupsi pada Kamis (10/1/2019) sekitar pukul 19.55 WITA.
Melansir dari Tribun Bali (11/1), tinggi kolom abu tidak teramati.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi ± 4 menit 26 detik.
Baca: Petisi Online Tolak Kenaikan Harga Tiket Pesawat Domestik Bergulir, sudah 32 Ribu Orang Tanda Tangan
Baca: PT Angkasa Pura I Buka Lowongan Kerja, Dicari Minimal Lulusan D3, Cek Syarat & Daftar Online
Baca: Pengakuan Muncikari Prostitusi Artis - Fee 15 Persen hingga Vanessa Angel Menawarkan Diri
Sumber data KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Agung, menginformasikan, bahwa tinggi kolom abu tidak teramati lantaran puncak gunung tertutup kabut.
Saat ini Gunung Agung berada pada Status Level III (Siaga) dengan zona perkiraan bahaya pada radius 4 km dari puncak kawah.
Melansir dari Tribunnews, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder.
Bahaya sekunder tersebut berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
Area landaan lairan lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung. (Grid.Id)
Baca: Hasil Prostitusi Online Miliaran Rupiah Direkening Mucikari, Vanessa Angel Terima 15 Kali Transfer
Baca: Daftar Kasus Lain yang Bisa Menjerat Ahok BTP Setelah Keluar Penjara, Ini Analisisnya

Erupsi Selama 4 Menit, PVMBG Sebut Belum Ada Indikasi Gunung Agung Akan Erupsi Lebih Besar Lagi
Gunung Agung kembali alami erupsi Kamis (10/1) pukul 19.55 Wita dengan mengeluarkan abu mengarah ke barat laut setinggi 2.000 meter di atas kawah.
Namun kolom ini tidak begitu jelas terlihat mata telanjang karena saat itu terjadi kabut.
“Erupsi tadi (semalam, red) terjadi sekitar 4 menitan. Ketinggian abu tidak teramati oleh pengamat pos karena terhalang kabut. Abu dilihat dari citra satelit BMKG maupun AAC Darwin menunjukkan arah angin ke barat laut. Ketinggian sekitar 5.400 meter dari permukaan laut atau sekitar 2.000 meter dari puncak Gunung Agung,” ujar Kepala Subbidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, saat dikonfirmasi.

Devy Kamil menyampaikan lontaran material yang keluar dari erupsi ini berupa kerikil, abu, dan pasir.
Wilayah Barat Laut Gunung Agung yakni seperti wilayah Desa Ban dan Banjar Dukuh yang mengalami hujan abu.