Keris yang Ditempa Tujuh Jumat Ini Membuat Rangkayo Hitam Sakti Mandraguna, Begini Kisahnya
TRIBUNJAMBI.COM- Siapa yang tak kenal nama Keris Siginjei (Siginjai). Keris ternama itu terpatri dalam ingatan
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: ridwan
TRIBUNJAMBI.COM- Siapa yang tak kenal nama Keris Siginjei (Siginjai). Keris ternama itu terpatri dalam ingatan masyarakat Jambi.
Menelisik kesaktian keris itu, Tribun Jambi melihat replika keris itu di Museum Siginjei, Kota Jambi. Replika yang proses pembuatannya tak mudah itu tampak indah. Ditegakkan dalam kotak kaca, lengkap dengan warangkanya.
Konon, Keris Siginjei dibuat pada sekitar abad ke-15 hingga 16 Masehi. Sebagaimana yang diceritakan Kasi Pengelola Koleksi Museum Siginjei, Yusuf Martun.
"Kalau kita melihat dari bahan atau hasil dari keris itu sendiri, kita mengetahui bahwa keris itu, memang buatan Jawa yang dibuat sekitar abad ke-15-16," kata dia beberapa hari lalu.
Baca: Oknum Dosen Ini Cabuli Mahasiswi Diruangannya saat Serahkan Tugas Kuliah, Polisi Lakukan Pemeriksaan
Itu terlihat dari pamor-pamor besi, hiasan-hiasan, juga ukiran- ukiran yang terdapat pada keris itu. Ketika melihat keris itu, akan tampak ukiran-ukiran emas yang menghiasi mata keris. Gagangnya juga menampakkan ciri khas.
Perlu diketahui, bilah Keris Siginjai memiliki panjang sekitar 39 cm dan lima lekukan. Berdasarkan penuturan Yusuf, permukaan bilah Keris Siginjai dulu ditutupi dengan lapisan emas murni. Itu dapat terlihat dari bekas lapisan emas yang terlepas pada bilah keris.
Lapisan emas itu memperindah keris dan menutupi pamor pada keris yang bermotif flora. "Kalau dilihat-lihat, ini di sini ada motif bunga. Di beberapa bagian ini, motif itu sudah tidak jelas lagi," katanya sambil menunjukkan sisi emas yang telah memudar.
Baca: Andalkan Pemain Lokal di Gubernur Cup 2019, Laskar Samudera Tanjung Jabung Timur Pede Ladeni Tebo
Dijelaskannya, melihat dari corak pada gagang dan bilah, keris itu digunakan untuk berperang. Itu pula yang ditengarainya menjadi penyebab pudarnya hiasan-hiasan pada keris itu.
Pamor keris ini semakin ke ujung semakin kabur. Pada lekuk pertama hingga ketiga, pamor itu masih tampak jelas, namun pada lekuk kelima sampai ke mata keris, pamornya sudah tidak jelas lagi.
Hanya ada beberapa warna emas masih menempel pada lekuk kelima keris itu.
Selain bilah keris, hal yang menarik perhatian adalah sarung keris, atau yang juga disebut dengan warangka.
Konon, sarung keris Siginjei terbuat dari kayu kemuning. Pendoknya terbuat dari lempengan emas.
Baca: Inilah Jalur Sementara yang Akan Dilewati Kereta Api Bungo, Terintegrasi Dengan Bandara Bungo
Pada permukaannya, terdapat hiasan berupa ukiran bermotif tumbuhan.
Dalam kesempatan itu juga, Yusuf mengajak untuk menelisik lebih dalam mengenai Keris Siginjei.
"Jika membicarakan keris ini, kita akan ingat dengan Rangkayo Hitam. Keris Siginjei adalah keris yang dulu digunakan oleh Rangkayo Hitam," katanya, mulai menceritakan.