Seorang TKI Terancam Hukuman Mati di Malaysia, Keluarga Dilarang Bertemu, Ini 5 Fakta yang Dialami
Lelaki yang menjadi TKI asal Pematangsiantar yang terancam hukuman mati itu diketahui bernama Jonatan
Seorang TKI Terancam Hukuman Mati di Malaysia, Keluarga Dilarang Bertemu
TRIBUNJAMBI.COM - Kasus hukuman mati kembali menerpa TKI di negeri jiran Malaysia.
Kal ini Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) asal Kota Pematangsiantar terancam menenerima hukuman mati oleh pengadilan Malaysia.
Lelaki yang menjadi TKI asal Pematangsiantar yang terancam hukuman mati itu diketahui bernama Jonatan Sihotang.
Pria berusia 31 yang mengadu nasib menjadi TKI itu kini tengah diadili di Malaysia hingga terancam hukuman mati.
Baca: Pisces Berhati-hatilah, Virgo Bertengkar dengan Pacar, Ini Ramalan Zodiak Minggu 6 Januari 2019:
Baca: Fakta Mengejutkan, Polisi Ungkap Kondisi dan Reaksi Vanessa Angel saat Digrebek di Kamar Hotel
Baca: Tusuk Istrinya Tiga Kali, Pedagang Nasi Padang Ini Lalu Minum Air Aki Saat Dikepung Polisi
Baca: Kabar Faye Nicole Jones Sahabat yang Disebut Mirip Vanessa Angel Usai Prostitusi Surabaya Terbongkar
Baca: Bocor di Medsos Jersey Terbaru Timnas Indonesia, Desain Dikeluhkan Penggemar, Gimana Dengan Kalian?
TribunnewsBogorBogor.com merangkum sederet fakta yang dilansir dari Tribun Medan terkait TKI asal Pematangsiantar yang terancam hukuman mati di Malaysia.
Berikut ini deretan fakta-faktanya:
1. Pemerintah lakukan Pendampingan Hukum
Jonatan Sihotang (31) dikabarkan terancam hukuman mati oleh Pengadilan Malaysia.
Parluhutan Banjarnahor, kuasa hukum keluarga Sihotang, menjelaskan pemerintah Indonesia telah melakukan pendampingan hukum kepada terdakwa yang saat ini ditahan di Malaysia.
"Jonatan telah mengikuti persidangan pada Senin 31 Desember 2018. Informasi ini didapatkan team pengacara keluarga dari konsulat indonesia di Penang Malaysia," katanya kepada jurnalis di Jalan Damar Laut, Kecamatan Siantar Utara, Jumat (4/1/2019).
2. Melakukan Pembunuhan
TKI asal Pematangsiantar Jonatan Sihotang dijerat kasus pembunuhan oleh pengadilan di Malaysia.
Insiden pembunuhan dan penganiayaan itu terjadi pada 19 Desember 2018 lalu.
Jonatan didakwa telah membunuh dan menganiaya sehingga menyebabkan satu orang meninggal dunia dan dua orang kritis.