Ali Ngabalin vs Rocky Gerung di ILC Semalam, Karni Ilyas Sampai Minta Maaf
Ada momen saat perang mulut antara Rocky Gerung dan Ali Ngabalin terjadi di ILC, Selasa (18/12) malam.
TRIBUNJAMBI.COM - Ada momen saat perang mulut antara Rocky Gerung dan Ali Ngabalin terjadi di ILC, Selasa (18/12) malam.
Pembawa acara Indonesia Lawyers Club atau ILC meminta maaf pada Tenaga Ahli Staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin soal gelar Profesor yang disematkan pada pengamat politik Rocky Gerung.
Rocky Gerung dan Ali Ngabalin terlobat debat cukup panas di ILC TvOne pada Selasa (18/12/2018).
Rocky Gerung menyerukan pendapatnya soal kotak suara dari kardus untuk Pemilu 2019 mendatang.
"Minggu lalu saya ucapkan ini seperti orang yang ada di atas kapal, kapal yang oleng lalu tikus-tikus pada lompat, sekarang lompat ke kotak suara," kata Rocky Gerung melalui teleconference di ILC.
Menurut Rocky Gerung, sejak 2014 silam kotak suara sudah menjadi perbincangan publik.
Persoalan kotak suara, menurut Rocky Gerung berawal dari akan dimaling.
"Kenapa gak dipersoalkan dari 2014 ? dari awal sudah dipersoalakan, tapi pada waktu itu kotak suaranya yang mau dimaling, karena itu dibikin dalam bentuk yang susah dimaling."
"Sekarang malingnya ada di kotak suara, itu masalahnya, sistemnya itu, sistem yang akan menipu. jadi algoritma publik, publik akan protes melalui simbol yang disebut kardus."
"Jadi itu saja soalnya jadi ngapain ribut saudara cari legitimasi ini keputusan DPR, rakyat tidak akan percaya keputusan itu akan menghasillkan keadilan," jelas Rocky Gerung
Pernyataan Rocky Gerung langsung ditanggapi oleh Ali Ngabalin.
Ali Ngabalin mempertanyakan cara Rocky Gerung memperhitungkan begitu banyaknya orang tidak bernegara.
"Rocky Gerung dengar baik-baik kata-kata saya, bagaimana cara Anda menghitung tentang begitu tidak hangatnya orang dalam bernegara."
"Sebagai orang yang memiliki intelektual yang bagus orang percaya pada anda di kepentingan publik ini untuk memberikan rasa optimisme bagaimana Anda bisa mengambil satu survei satu kesimpulan akan ada kecurangan dalam pemilu?," kata Ali Ngabalin.
"Hay Rocky di mana normal berfikir Anda? Tidak boleh begitu sebagai seorang yang punya ilmu pengetahuan yang bagus," tambahnya.