Kotak Besar di Helikopter Itu Ternyata Senjata Ilegal, Misi Kopassus saat Hentikan Pemasok untuk OPM

Ternyata helikopter itu menurunkan bahan makanan dan peti-peti panjang. Ternyata itu merupakan pasokan senjata ilegal untuk OPM.

Editor: Duanto AS
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Anggota Kopassus TNI AD meneriakkan yel-yel usai peringatan HUT TNI ke-67 di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Jumat (5/10/2012). 

Ternyata helikopter itu menurunkan bahan makanan dan peti-peti panjang. Ternyata itu merupakan pasokan senjata ilegal untuk OPM.

TRIBUNJAMBI.COM - Mulai terungkap, sumber senjata dari Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB) pimpinan Egianus Kogeya. Senjata itu yang digunakan memberondong pekerja PT Istaka Karya hingga 19 orang meninggal.

KKB di Kabupaten Nduga, Papua, diduga menggunakan senjata yang didapatkan dari merampas anggota TNI dan Polri. Diduga, lebih dari 50 anggota KKB menggunakan kurang lebih 25 pucuk senjata.

Selain itu, diduga senjata itu berasal dari jalur penyelundupan via Papua Nugini dan Malaysia.

Pasokan senjata ke KKB ini mengingatkan akan misi Kopassus di Papua pada 1980-an.

Jauh sebelumnya, usaha menghentikan jalur pemasok senjata di Papua telah dilakukan pasukan baret merah, Komando Pasukan Khusus atau Kopassus.

Pasukan ini memang memiliki segudang pengalaman operasi, sejak zaman dulu hingga saat ini. Pasukan elite TNI AD ini menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia.

Satu di antara operasi Kopassus yang tidak terkeskpose adalah saat pasukan baret merah ini dikirim untuk menangkap terduga pemasok senjata ke Organisasi Papua Merdeka (OPM) melalui Papua Nugini pada tahun 1980-an.

Baca Juga:

 Aksi Kopassus yang Manly Banget Viral, Pejabat AS Baru Teriak-teriak saat di Pesawat

 Sopir Strada Nekat Terobos Banjir di Bulian, 3 Anak Tewas di Mobil yang Hanyut

 Real Madrid Dibantai di Kandang Sendiri, Kronologi CSKA Moskva Menang 3 Gol Tanpa Balas

 Ramalan Zodiak 13 Desember 2018, Perubahan Besar Cinta Kesehatan, Keuangan Karier, di Akhir Tahun

 Fakta-fakta Pembakaran Polsek Ciracas, dari Warga Ketakutan Hingga Jumlah Massa Lebih dari 200 Orang

 Kesaksian Jimmy Rajagukguk yang Trauma, Ditelanjangi di Suhu 0 Derajat Lalu Ditembaki KKB di Nduga

Kisah ini pertama kali dimuat alam buku “Kopassus : Inside Indonesia Special Forces” tulisan Ken Conboy pada 2003, dan juga dimuat dalam majalah Angkasa edisi koleksi Special Forces.

Sampai saat ini kisah ini tidak terkespose dan tidak dikonfirmasi oleh pihak TNI sendiri.

Dalam buku Kopassus : Inside Indonesia Special Forces, si penulis berkisah pada tanggal 02 Oktober 1984, pos TNI di Muaratami, Kabupaten Jayapura diserang segerombolan anggota OPM.

Kontak tembak pun terjadi antara 16 orang personel TNI asal Batalion 712 Kodam Merdeka yang menempati pos dengan gerombolan OPM yang menyerang.

Panglima ABRI Jenderal LB Moerdani bersama Komandan Kopasandha Brigjen Sintong Panjaitan. (histroria.id)
Panglima ABRI Jenderal LB Moerdani bersama Komandan Kopasandha Brigjen Sintong Panjaitan. (histroria.id) ()

Hasilnya seorang anggota OPM tewas. Saat diperiksa oleh personel TNI yang melakukan penyisiran paska kontak senjata, mereka mendapati sebuah AK-74 buatan Soviet, dan sebuah granat tangan pada mayat si OPM yang tewas tersebut.

TNI memang sudah lama menerima informasi intelijen bahwa ada pihak yang menyalurkan senjata kepada OPM melalui wilayah Papua Nugini.

Saat hal itu dipertanyakan ke pemerintah Papua Nugini, mereka menjawab tidak tahu menahu mengenai hal itu.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved