Kasus DBD di Tanjab Barat Meningkat 100 Persen, Wilayah Endemik Meluas
Buktinya, jumlah masyarakat yang terjangkit DBD saat ini sudah mencapai 233 penderita.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Deni Satria Budi
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL - Wilayah endemik penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat), meluas. Hal ini berdasarkan keterangan dari Dinas Kesehatan Tanjab Barat.
Bukan hanya Kecamatan Tungkal Ilir yang di cap sebagai kecamatan yang menjadi langganan DBD, kini beberapa kecamatan lain, seperti Bram Itam, dan Betara. Bahkan sampai di beberapa desa di wilayah Ulu juga sudah dicap endemis DBD.
Buktinya, jumlah masyarakat yang terjangkit DBD saat ini sudah mencapai 233 penderita.
Baca: Bangun Jalur Dua Sengeti 35 Kilo Meter, Pemkab Muarojambi Minta Dukungan DPRD
Baca: Rp10 Juta untuk Medali Emas, KONI Sungai Penuh Beri Bonus Atlet Porprov Peraih Medali
Penyebaran penyakit melalui gigitan nyamuk sampai ke sejumlah kecamatan ini, dikatakan Kasi P2L Dinkes Tanjabbar, Ema. Menurutnya, penyakit DBD tersebut disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
"Kita sudah gencar melakukan sosialisasi. Dari penyuluhan sampai pemberian abate telah kita sampaikan. Namun, ini semua seperti tidak berjalan akibat rendahnya kesadaran masyarakat," terangnya.
Disinggung mengenai tingginya angka warga yang penderita DBD berobat di RSUD Daud Arief, diakui Ema, bahwa dari jumlah tersebut adalah jumlah akumulatif dari beberapa warga kabupaten tetangga yang berobat di Tanjab Barat.
"Tidak semuanya warga Tanjab Barat. Ada juga yang dari Riau dan Tanjab Timur," ungkapnya, saat di temui di ruang kerjanya.
Lebih lanjut katakan Ema, beberapa kecamatan yang kini disebut sebagai daerah endemis, berdasarkan jumlah warga yang penderita DBD lebih dari satu orang.
Baca: VIDEO: Helikopter TNI Ditembaki saat Evakuasi Jenazah Serda Handoko di Nduga Papua
Baca: Ribuan e-KTP Dibagikan ke Perangkat Desa di Batanghari
"Tiga sampai lima penderita di suatu wilayah sudah bisa dikategorikan daerah endemis," pungkasnya.
Sementara itu penderita DBD yang disebabkan oleh gigitan nyamuk ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan data ditahun 2017 dari Dinas Kesehatan 115 kasus. Untuk tahun 2018 hingga 22 november 2018 jumlah penderita positif DBD yang ditangani pihak BLUD RSUD KH Daud Arif Kuala Tungkal, mencapai 233 kasus.
Dirut BLUD RSUD KH. Daud Arif Kuala Tungkal melalui Zainal Mutaqin Kepala Ruangan Rekam Medis Rumah Sakit mengungkapkan, dari data yang mereka miliki, kasus DBD cenderung memperlihatkan peningkatan pada Oktober 2018 yang mencapai 36 kasus.

"Dari catatan kita Januari ada 7 kasus, Pebruari 8, Maret 8, April 12, Mei 34, Juni 33, Juli 23, Agustus 28, September 19. Untuk Oktober ini naik lagi 36 kasus. Kemudian November hingga saat ini, ada 25 kasus," papar Zainal.
Dari banyaknya pasien yang menderita DBD yang ditangani sebut kata Zainal, kesemuanya rata-rata di luar Kecamatan Tungkal Ilir.
"Ada juga pasien meninggal satu orang saat dirujuk ke Jambi. Karena sudah memasuki stadium Dengue Shock Syndrome (DSS)," ungkapnya.
Baca: Ketua DPR: Turunkan Pasukan Elite Buru Kelompok Bersenjata di Papua
Baca: Tribun Great Expo 2018, Tersedia 22 Stan dan Berbagai Produk Handphone dengan Berbagai Promo