Prajurit Kopassus Luka Parah, 5 Hari Bertahan Hidup di Antara Jenazah yang Rekan yang Membusuk
Dia hanya sanggup berdoa dan tetap bertahan hidup di situ sekitar lima hari di antara mayat teman-temannya yang mulai membusuk.
TRIBUNJAMBI.COM - Kisah nyata seorang anggota Kopassus yang luka parah, selama lima hari bertahan hidup di antara jenazah rekan-rekannya, ini mengharukan. Semangat juang untuk menyelesaikan misi ini merupakan kisah heroik.
Pasukan khusus Indonesia berjibaku di ganasnya belantara Irian Barat (sekaran Papua), melawan tentara Belanda.
Misi ittu merupakan satu di antara infiltrasi militer Indonesia saat Operasi Trikora, merebut kembali Irian Barat.
Saat Operasi Banteng I, operasi melibatkan personel Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang saat ini bernama Paskhas dan RPKAD (saat ini disebut Kopassus).
Gabungan Kopassus dan Paskhas ini bakal diterjunkan di tengah hutan belantara di Irian Barat. Mereka ditugaskan untuk masuk dalam wilayah pertahanan Belanda dan mengacaukan konsentrasi pasukan Belanda.
Para prajurit yang siap bertempur tersebut dibagi ke dalam dua tim yakni Banteng I di Fak-fak dan Banteng II di Kaimana.
Baca: Benny Siapkan 17 Peti Mati, Kopassus Lakukan Misi Pembebasan Sandera di Thailand
Baca: Kisah Kopassus dan Marinir Siap Saling Serang, Jakarta Mencekam! Untung Benny Melerai
Baca: Kopassus Temukan Peti Penuh Uang, Benny Moerdani: Tinggalkan saja, nanti kamu mati
Banteng I dilakukan misi penerjunan di Fak-Fak yang dipimpin Letda Inf Agus Hernoto, sedangkan di Kaimana dipimpin Lettu Heru Sisnodo.
Sambil menunggu perintah berangkat, pasukan memilih leyeh-leyeh di bawah sayap pesawat.
Mereka berusaha tidur sekenanya untuk mengumpulkan tenaga.
Tiga pesawat Dakota yang dipimpin Mayor Udara YE Nayoan, Komandan Skadron 2 Transport, disiapkan untuk menerbangkan pasukan ke Fak-Fak.

Lengkapnya operasi ini akan menerjunkan satu tim gabungan yang terdiri dari 10 prajurit PGT, 30 prajurit RPKAD ditambah dua orang Zeni.
Tim ini dipimpin Letda Agus Hernoto dari Kopassus.
Sewaktu lepas landas dari Laha, hujan turun deras.
Penghujan di April-Juni
April hingga Juni memang musimnya penghujan di kawasan Indonesia Timur.