Harga Gas LPG Melambung, Kades di Merangin Geram, Mengaku Tak Bisa Berbuat Banyak

Kades Muaro Panco Barat Habil Mawardi ketika dikonfirmasi mengenai tingginya harga gas di desanya membenarkan hal itu.

Penulis: Muzakkir | Editor: Nani Rachmaini
tribunjambi/darwin sijabat
Tabung gas 3 kg 

Laporan Wartawan Tribunjambi Muzakkir

TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO -- Harga gas 3 kg melambung, melampau harga eceran tertinggi yang ditetapkan.

Kades Muaro Panco Barat Habil Mawardi ketika dikonfirmasi mengenai tingginya harga gas di desanya membenarkan hal itu.

Dia menyebut, persoalan ini sudah lama terjadi. Pihak desa tidak bisa berbuat banyak terhadap pangkalan itu.

Habil menyebut, saat ini warga memang mengeluh terhadap tingginya harga gas. Apalagi saat ini kondisi ekonomi sedang tidak stabil.

"Hargo getah murah, sekarang musim penghujan. Hargo gas mahal, jadi wajar jika masyarakat ngeluh," kata Habil lagi.

Kata Habil, sebelumnya warga menerima saja harga gas LPG 3 Kg ini dijual di atas harga eceran tertinggi, namun saat ini mereka benar-benar ngeluh. Selain mahal, gas juga sulit didapat.

"Ada di Pengecer, tapi harga sudah jauh lagi di atas pangkalan. Kadang sampai Rp 35 ribu," imbuhnya.

Untuk diketahui, Warga Muaro Panco Barat ngeluh dengan mahalnya harga gas. Mereka membeli gas dengan harga paling murah Rp 20 ribu per tabung.

Hs warga setempat yang dikonfirmasi tribunjambi.com mengatakan bahwa jatah warga dari pangkalan boleh dikatakan tidak ada lagi. Jika gas masuk, pangkalan hanya menjual ke Pengecer, sementara untuk warga nyaris tidak ada.

"Kalau gas masuk, pangkalan itu rame. Warga berebut. Kalau dak seperti itu dak kan dapat gas. Gas itu sudah jatah orang pengecer," kata Hs, Rabu (7/11).

Celakanya lagi, pihak pangkalan sudah mengkaplingkan tabung itu kepada pengecer. Sebelum gas masuk, pengecer sudah menyetorkan uang terlebih dahulu. Jadi jika gas datang, pengecer tinggal ambil saja.

"Pengecer tu kayak nanam saham gitulah. Wargapun ado yang nyetor uang dulu. Kalau dak gitu, sulit mau dapat gas," imbuhnya.

Dia berharap agar pemerintah menindaklanjuti kegaduhan warga, sebab apa yang dilakukan oleh pangkalan itu sudah keterlaluan.

"Itukan haknya masyarakat miskin. Adanya gas itu kerno ado masyarakat miskin. Kok masyarakat miskin tidak dapat jatahnyo dewek," katanya dengan nada kesal. (*)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved