Lion Air JT610 Jatuh

Usai Ceritakan Keponakannya yang Korban JT-610, Nasrul Warga Bungo Menyusul Tutup Usia

Nasrul (62) tutup usia pada Selasa (6/11) dini hari. Sehari setelah Tribun mengunjunginya dan berbincang tentang Reo Yumetro,

Penulis: Jaka Hendra Baittri | Editor: Fifi Suryani
TRIBUN JAMBI/JAKA HENDRA BAITRRI
Almarhum Nasrul yang sempat diwawancarai Tribunjambi.com tentang keponakannya korban Lion Air JT-610, sehari sebelum meninggal dunia di Muara Bungo. 

TRIBUNJAMBI.COM - Nasrul (62) tutup usia pada Selasa (6/11) dini hari. Sehari setelah Tribun mengunjunginya dan berbincang tentang Reo Yumetro, keponakannya yang menjadi salah satu korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610.

Dalam ingatan Nasrul pada Senin (5/11), Reo adalah anak yang patuh dan penurut. Terlebih jasanya pada keluarga setelah dia mandiri atau setamat SMA. Reo di matanya adalah anak yang gigih dan bisa dikatakan menjadi tulang puggung keluarganya.

“Dia sejak SD, SMP dan SMA di Bungo. Main-mainnya ya ke rumah saya ini,” katanya.

Baca: Terkait Kabupaten Layak Anak, Batanghari Klaim Tinggal Penyempurnaan Saja

Setamat SMA Reo ikut bapaknya di Palembang berdagang. “Lalu ke Bangka untuk bisnis lobster dan ikan laut,” katanya.

Semenjak Reo mandiri, dia yang paling sering membantu orang tunya. “Dia menjadi tulang punggung keluarga. Bahkan setelah berkeluarga,” katanya.

Nasrul juga mengatakan seminggu sebelum Reo hilang, Reo juga mengalami kedukaan. “Mertua perempuannya meninggal. Jadi ibunya Reo dari Bungo datang ke sana juga untuk turut berduka,” katanya.

Namun, ketika pulang ke Bungo, Reo mengantarkan ibunya sampai Jakarta. “Katanya dia ke Bungo sekalian melepas saya untuk pergi haji,” kata Nasrul.

Tapi takdir berkata lain, seminggu setelahnya, setelah Reo ikut pertandingan komunitas burung. Reo hilang bersama pesawat Lion JT 610.

Nasrul mengatakan keluarga belum mendapat kabar tentang Reo. Meski pun begitu dia dan keluarga sudah ikhlas dan sepakat akan mengantarkan jenazah Reo ke Pangkal Pinang.

Baca: Yusril Ihza Mahendra Jadi Pengacara Jokowi-Maruf, Ketua DPW: Arah Kebijakan Partai Belum Diputuskan

Baca: Target PAD Pemkot Jambi Capai 87,32 Persen

“Sebab dia juga ada istri dan anak di sana. Nanti kalau anaknya bertanya kemana ayahnya, orang tuanya bisa menunjukkan makam Reo,” katanya.

Dia ingat betul bagaimana ketika Nasrul dalam perjalanan akan operasi di Padang, istri Reo menelpon. “Istrinya korban menelpon adik korban. Katanya pesawat yang ditumpangi Reo hilang kontak,” katanya.

Lantas mereka mampir di sebuah rumah makan bilangan Solok. Saat itu Nasrul meminta penjaga warung makan untuk menghidupkan televisi, sayangnya televisi waktu itu tidak bisa dihidukan. Lalu mereka melihatnya melalui internet, nama Reo dalam daftar penumpang pesawat.

“Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Padang. Soalnya saya berencana akan operasi di rumah sakit M Djamil,” katanya.

Namun ternyata karena alasan tertentu operasi Nasrul tidak jadi. “Ada hikmahnya. Lagi pula keluarga juga lagi banyak pikiran setelah mendengar kabar Reo,” katanya.

Baca: VIDEO: Peserta Tes CPNS 2018 Tertangkap Bawa Jimat di Bra hingga Celana Dalam. Ternyata Ini Isinya

Baca: Hari ini Tes CAT CPNS Provinsi Jambi Berakhir, Banyak yang Gagal pada Tes Wawasan Kebangsaan

Baca: Ini Lima Sektor yang Jadi Fokus Tim Korsupgah KPK di Provinsi Jambi

Dari rumah sakit, Nasrul mengantarkan ibu Reo bersama dua menantu lelakinya ke Bandara Padang. “Berangkat dari Padang. Istri Reo sudah ada di situ,” katanya menerawang.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved