3 'Titipan' Soeharto pada Prabowo Subianto saat akan Berangkat Operasi, Ternyata Bukan Ongkos

"Saat itu, saya sedang dihadapkan pada operasi penting. Saya diminta untuk menghadap Pak Presiden. Ketika itu..." ujar Prabowo.

Editor: Duanto AS
Soeharto dan Bu Tien. (Instagram @cendana.archives) 

TRIBUNJAMBI.COM - Banyak kisah tentang sosok Soeharto orang-orang di lingkarannya, saat menjabat presiden ke-2 Indonesia.

Selain sebagai presiden, Soeharto pernah memenangkan sejumlah peperangan yang dipimpinnya, baik sebelum maupun pasca kemerdekaan.

Ada orang yang mempercayai, selain punya kemampuan memimpin perang, Soeharto juga punya kekuatan magis.

Suatu ketika, Prabowo Subianto (yang saat itu merupakan menantunya) hendak ditugaskan memimpin sebuah operasi, Soeharto memanggilnya supaya menghadap.

Dalam benak Prabowo, ia akan mendapat "sangu" (bekal) dari orang nomor 1 di Indonesia kala itu.

"Saat itu, saya sedang dihadapkan pada operasi penting. Saya diminta untuk menghadap Pak Presiden. Ketika itu, di benak saya disuruh menghadap pasti dapat sangu dari mertua," ujar Prabowo di Depok dalam acara rakornas PKS, Januari 2016.

Namun, ternyata apa yang diberi Soeharto di luar dugaannya.

Baca: Kesepakatan Prabowo Subianto dengan Presiden PKS tentang Kursi Wagub DKI Jakarta, Diungkap Taufik

Baca: Pengawal Pribadi Beberkan Makanan Favorit Presiden Soeharto Adalah Sayur Lodeh, Ini Resepnya

Baca: Jejak Karier Yusril Ihza Mahendra, dari Bangsawan, Penulis Pidato Soeharto hingga Jadi Menteri

Baca: Ini Jenis Jimat yang Diselipkan Puluhan Peserta Tes CAT CPNS 2018 Dalam Bra dan Celana Dalam

Yang didapat justeru adalah 3 nasihat tak terduga.

"Kata bapak saat itu, saya titip tiga hal, yakni ojo lali, ojo dumeh, ojo ngoyo."

"Mengerti? Saya jawab, siap mengerti. Kemudian beliau menjawab, ya sudah selamat bertugas. Jadi sangu saya tiga hal itu, saya tadi berharap dapat sangu ongkos," kata Prabowo yang disambut tawa para peserta rakornas.

Lalu apa arti ketiga kalimat yang layaknya ‘jimat’ itu?

Seorang Kompasianer Bambang Irawan pernah mengulas tiga nasihat Soeharto kepada Prabowo tersebut.

Berikut penjelasannya:

OJO LALI ( Jangan Lupa), mempunyai makna bahwa kita tidak boleh lupa akan keberadaan kita didunia ini, dari mana kita berasal, hidup kita untuk apa, apa yang telah kita kerjakan selama hidup didunia ini dan pada akhirnya kita akan kembali menghadap-Nya serta mempertanggunjawabkan apa yang pernah kita perbuat selama hidup di akhirat nanti.

Ketua Dewan Pembina dan bakal calon presiden Partai Gerindra Prabowo Subianto usai menggunakan hak pilihnya di TPS 02, RT 02 RW 09, Kampung Curuk, Bojong Koneng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/4/2014). Prabowo Subianto mengapresiasi penyelenggaraan Pemilu 2014 yang ia nilai telah berjalan dengan baik. KOMPAS/WAWAN H PRABOWO(KOMPAS/WAWAN H PRABOWO )
Prabowo Subianto.  (KOMPAS/WAWAN H PRABOWO)

OJO DUMEH ( Jangan Sok ), mempunyai maksud bahwa kita tidak boleh arogan (sok) dalam kehidupan sehari-hari, misalnya sok kuasa atas segalanya, karena diatas kekuasaan yang kita miliki tidak akan pernah abadi, masih ada kekuasaan yang kekal, yang serba MAHA, yaitu TUHAN.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved