Kuliah Umum di UIN STS Jambi, Ini yang Disampaikan Sekjen Kemenag RI Kepada Mahasiswa
Ia menjelaskan ciri dari intelektualisme islam salah satu adalah budaya menulis bukan budaya ceramah.
Penulis: Nurlailis | Editor: Deni Satria Budi
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Nurlailis
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kuliah umum berlangsung di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin (UIN STS) Jambi, tepatnya di Auditorium Chatib Quzwain UIN STS Jambi, Rabu (24/10). Pembicara dalam kuliah umum in adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, M Nur Kholis Setiawan.
Dalam kesempatan ini, Sekjen Kemenag RI ini mengajak mahasiswa untuk menjadi muslim yang moderat, proporsional dalam intelektualitas dan moralitas.
“Saya mengajak mahasiswa UIN STS Jambi mewujudkan bagaimana menjadi seorang muslim moderat. Yang mana indikator utamanya adalah kombinasi antara intelektualitas moralitas dalam jumlah yang proporsional,” ujarnya.
Baca: Tak Kuat Nanjak, Hino Hantam Truk Batubara di Bukit Peranginan, Satu Tewas
Menurutnya, untuk mewujudkan islam moderat, perguruan tinggi harus mampu mengkombinasikan intelektualitas dengan moralitas.
”Ini menjadi tantangan bagi perguruan tinggi era sekarang, sebab pendidikan kita biasanya hanya unggul dalam satu sisi tetapi lemah disisi lain, unggul dalam intelektualitas tetapi lemah di moralitas atau sebaliknya. Sebagai perguruan tinggi islam kita harus mampu membangunnya,” katanya.
Ia menjelaskan ciri dari intelektualisme islam salah satu adalah budaya menulis bukan budaya ceramah. Sehingga untuk menjadi intelektual islam harus produktif menulis. Sebab kata dia, mengikuti tradisi ulama sebelumnya, yang menulis untuk mempresentasikan pengetahuan. karena pengetahuan kalau tidak ditulis tidak akan bisa dikembangkan oleh generasi berikutnya.
Baca: Mundur dari Presiden Inter Milan, Begini Kabar Saham yang Dimiliki Erick Thohir
Baca: Link Live Streaming Timnas U19 Indonesia Vs Jepang Perempat Final Piala AFC U19 2018 Malam Ini
Sekjen berharap mahasiswa mahasiswa UIN STS Jambi dapat memahami antara intelektualitas dan moralitas, sehingga dapat menghargai perbedaan dan tetap tawadhu sebagai sarjana muslim.
“Saya berharap mahasiswa UIN STS Jambi dapat menjadi sarjana muslim yang memiliki inteltualitas dan moralitas yang proporsional, sehingga dapat memahami perbedaan di negeri kita. Dengan demikian kita dapat membangun dan menjaga NKRI dengan baik dan bersama,” harapnya. (*)